Peningkatan Solusi dan Tantangan Sumber Energi Alternatif

0
461

Minyak bumi atau petroleum – bahan bakar fosil yang merupakan bahan baku untuk bahan bakar minyak (BBM), bensin dan banyak produk-produk kimia – merupakan sumber energi yang memegang peranan penting karena minyak memiliki persentase yang signifikan dalam memenuhi konsumsi energi dunia. Citra negatif dari minyak mirip dengan pembakaran batubara yaitu pemakaian bahan bakar minyak adalah kontributor terbesar untuk peningkatan CO2 di atmosfir bumi.  Bahkan tumpahan minyak dari kapal-kapal tanker juga telah menyebabkan kerusakan berat pada lingkungan hidup bumi. Krisis energi berasal dari akhir siklus minyak, gas, dan batubara yang diperkirakan bahkan telah menghasilkan peningkatan gas rumah kaca (GHG) yang cukup besar.  Dalam beberapa tahun terakhir, banyak ilmuwan mengangkat suara mereka untuk memperingatkan tentang perubahan iklim, terutama disebabkan oleh pembakaran minyak dan batubara untuk menghasilkan energi.

Bicara tentang pemanasan global (global warming) yang menyebabkan perubahan iklim (climate change) tidak bisa dilepaskan dari permasalahan gas efek rumah kaca (greenhouse effect gases) yang disebabkan penggunaan berlebihan dari bahan bakar fosil (fossil fuels) seperti minyak bumi, gas dan batu bara. Penggunaannya beberapa abad lalu semenjak revolusi industri dimulai mengakibatkan suhu bumi makin panas yang disebabkan oleh panas matahari yang tidak bisa terpantul keluar karena terjebak oleh lapisan gas efek rumah kaca seperti Carbon dioxide (CO2), Methane (CH4)Nitrous oxide (N2O) dan lainnya yang dihasilkan oleh penggunaan energi berlebihan oleh manusia dalam menjalankan kehidupannya namun tidak menyadari bahwa daya tampung bumi ada batasnya.

Saat ini, untuk memenuhi kebutuhan energi, Indonesia menggunakan sumber energi fosil sebanyak 94%, dan baru sisanya yang 6% menggunakan manfaat energi terbarukan. Masih banyak ruang potensial untuk perkembangan energi terbarukan di Indonesia. Indonesia haruslah dapat mempersiapkan adanya penambahan dan perubahan penggunaan energi.

            Energi yang juga dihasilkan oleh alam tapi tidak menghasilkan gas efek rumah kaca haruslah punya sumber yang tiada habisnya (tangible) dan bukan energi fosil yang akan habis (intangible). Dan akhirnya para ahli menemukan ada lima energi terbarukan (renewable energy) yang bisa menggantikan energi fosil yang berasal dari biomass energyhydropower, geothermal energy, wind energy dan solar energy.

Biomassa adalah sumber energi terbarukan yang berasal dari organisme yang ada di bumi seperti tumbuhan, hewan, dan juga manusia.  Contoh biomassa antara lain adalah tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan, tinja, dan kotoran ternak. Biomassa cukup umum digunakan sebagai sumber energi (bahan bakar).

Pengembangan biomassa ini jadi penting karena manfaatnya sangat besar. Pertama, kandungan energi yang terdapat pada limbah cukup besar dan akan terbuang percuma jika tidak dimanfaatkan. Kedua, penghematan biaya, karena seringkali membuang limbah bisa lebih mahal dari pada memanfaatkannya. Ketiga, mengurangi keperluan akan tempat penimbunan sampah karena penyediaan tempat penimbunan akan menjadi lebih sulit dan mahal, khususnya di daerah perkotaan.

Energi air adalah satu diantara sekian banyak sumber energi terbarukan yang telah banyak dimanfaatkan untuk menggantikan energi fosil. Air sifatnya terus-menerus bergerak. Tiap gerakan air menghasilkan energi alami yang sangat besar. Energi ini datang baik air dari sungai yang mengalir atau gelombang air yang berupa ombak di lautan. Energi yang dihasilkan oleh air dapat dimanfaatkan dan dikonversikan menjadi listrik.  Tidak seperti tenaga matahari dan angin, manfaat energi terbarukan dari air ini dapat menghasilkan tenaga terus menerus selama 24 jam setiap harinya. Saat ini, 20% dari total energi dunia didapat dari pemanfaatan tenaga air atau yang sering disebut dengan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Selain lewat PLTA, energi air juga dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikro/Mini Hidro (PLTMH). Beda keduanya ada pada besarnya listrik yang dihasilkan.

Energi Geo (Bumi) thermal (panas) berarti memanfaatkan panas dari dalam bumi. Inti planet kita sangat panas- estimasi saat ini adalah 5,500 celcius (9,932 F). Tiga meter teratas permukaan bumi suhunya konstan sekitar 10-16 Celcius (50-60 F) sepanjang tahun.  Sumber energi terbarukan yang berasal dari dalam inti atom bumi ini memiliki tenaga yang sangat kuat dan jumlahnya pun sangat melimpah. Pembangkit Listrik tenaga geothermal biasanya menggunakan sumur dengan kedalaman sampai 1.5 KM atau lebih untuk mencapai cadangan panas bumi

Advertisement

Angin dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi menggunakan kincir angin. Energi mekanik yang dihasilkan oleh kincir angin dapat dimanfaatkan secara langsung atau dikonversi menjadi energi listrik. Ramah lingkungan adalah keuntungan dari tenaga angin. Sumber energi terbarukan ini bebas dari polusi yang sering diasosiasikan dengan pembangkit listrik berbahan bakar fosil dan nuklir. Untuk mendapatkan energi yang stabil, penempatan turbin angin disarankan dilakukan pada daerah yang memiliki kecepatan angin yang relatif konstan, dan dengan arah angin yang tak berubah-ubah.

Energi surya atau matahari telah cukup banyak dimanfaatkan di banyak negara. Jika dimanfaatkan dengan tepat, sumber energi terbarukan yang melimpah ini akan mampu menyediakan kebutuhan konsumsi energi harian dunia. Potensi energi surya pada suatu wilayah sangat bergantung pada posisi antara matahari dengan kedudukan wilayah tersebut di permukaan bumi. Indonesia yang berada dalam wilayah khatulistiwa mempunyai potensi energi surya yang cukup besar sepanjang tahunnya. Pemanfaatan energi terbarukan ini dapat dilakukan secara langsung dengan membiarkan objek pada radiasi matahari, atau menggunakan peralatan yang mencakup kolektor dan konsentrator surya (panel surya).

Tidaklah terlalu sulit untuk menemukan keuntungan terhadap lingkungan dengan menggunakan energi terbarukan. Salah satu kekurangan dari energi terbarukan adalah sulitnya untuk membangkitkan listrik dengan kuantitas yang sama besarnya dengan pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Ini berarti kita harus mengurangi penggunaan energi yang digunakan atau menambah fasilitas pembangkitan.

Hal tersebut juga mengindikasikan bahwa solusi terbaik untuk mengatasi persoalan energi adalah harus dibangkitkan listrik dari sumber yang lebih variatif. Kekurangan lain dari energi terbarukan adalah keandalan supplai. Energi terbarukan terkadang sangat tergantung kepada cuaca. PLTA membutuhkan air untuk mengisi waduk untuk mengalirkan air. Pembangkit Angin membutuhkan angin untuk memutar blade dan sel surya membutuhkan cuaca yang cerah untuk mengumpulkan daya listrik, Pada saat sumber energi ini tidak tersedia maka daya mampu pembangkit juga menurun. Hal ini dapat tak terprediksi dan tidak konsisten.
Disamping itu, biaya pembangkitan teknologi energi terbarukan juga relatif lebih tinggi dibandingkan pembangkit konvensional, hal ini disebabkan modal investasi energi terbarukan yang tinggi.

Walaupun energi terbarukan memiliki kendala, ini juga menjadi tantangan bagi Indonesia sejahtera. Indonesia masih dalam tahapan mempersiapkan  peralihan sumber energi minyak bumi menjadi energi alternative terbarukan, dimana dengan adanya kondisi potensi alam Indonesia yang dimiliki dan dinilai cukup memadai.

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

before posting a comment, you must agree to the User Generated Content Policy Website IATEK UNSRI

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.