Tuesday, December 3, 2024
HomeArtikelKeTeknikKimiaanPEMBANGKIT ENERGI TERBARUKAN, SIAPKAH INDONESIA?

PEMBANGKIT ENERGI TERBARUKAN, SIAPKAH INDONESIA?

Indonesia merupa negara yang memiliki banyak sumber daya alam, banyak potensi energi terbarukan yang tersebar di seluruh wilayahnya. Berdasarkan data dari RUPTL PLN 2016-2026, besar potensi energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan menjadi listrik melebihi besar kapasitas pembangkit listrik di Indonesia saat ini. Potensi besar tersebut terdiri dari energi matahari, energi angin, energi laut, energi biomassa, energi panas bumi, dan energi aliran air. Jadi, apabila Indonesia dapat memaksimalkan potensi ini, tidak hanya kebutuhan listrik di Indonesia, tetapi bisa juga di ekspor ke negara-negara lainnya. Tentu untuk mencapai titik tersebut diperlukan infrastruktur transmisi energi listring yang cukup, minimal untuk menghubungkan ke seluruh pulau-pulau besar di Indonesia. Dengan begitu, tiap-tiap daerah di Indonesia dapat terlibat dalam mengembangkan potensi energi terbarukan yang dimiliki sumber daya alam tiap wilayahnya masing-masing.

Namun nyatanya, berdasarkan data dari Outlook Energi Indonesia 2018 dari BPPT, saat ini energi terbarukan yang telah dimanfaatkan kurang dari 15% dari potensi yang ada. Energi terbarukan yang banyak dipakai di Indonesia adalah energi aliran air dengan kapasitas pembangkit lebih dari 4 gigawatt dilanjutkan dengan pembangkit listrik energi panas bumi dan energi matahari. Pembangkit listrik energi terbarukan tersebut pun sekitar 20%-nya merupakan pembangkit listrik off-grid atau pembangkit listrik yang tidak terhubung dengan jaringan listrik nasional. Sementara itu pembangkit listrik tenaga fosil masih sangat banyak digunakan dan mendominasi bauran energi nasional dengan pembangkit listrik tenaga gas dan batubara mengambil bauran paling tinggi dibandingkan sumber energi lainnya. Hal ini terjadi karena batubara dan gas digunakan untuk menyalakan pembangkit listrik besar yang harus andal dalam memenuhi tugasnya dalam menopang beban listrik seluruh rakyat Inodnesia pada jaringan listrik nasional. Selain itu sumber daya tersebut masih banyak tersedia di Indonesia dengan harga yang relatif murah.

Energi terbarukan tidak akan bisa menggantikan bahan bakar fosil untuk menjadi pembangkit listrik utama di Indonesia, setidaknya sampai ditemukannya penemuan baru yang akan meningkatkan kinerja dari pembangkit pembangkit energi terbarukan. Selain karena masih banyak tersedianya sumber daya alam untuk menjalankan pembangkit listrik tenaga fosil, hal ini juga disebabkan oleh karakteristik dari listrik hasil pembangkit tenaga energi terbarukan yang besarnya tidak bisa selalu tetap. Faktor ketidakpastian alam akan sangat dan selalu mempengaruhi besar listrik yang dihasilkan, seperti misalnya pembangkit listrik tenaga matahari yang besar listriknya sangat dipengaruhi oleh cahaya matahari, pembangkit listrik tenaga air yang sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air yang dialami saat itu, dan masih banyak lagi. Tetapi, tentu ada pembangkit listrik energi terbarukan yang cukup stabil, yakni seperti pembangkit listrik tenaga panas bumi, karena prinsip kerjanya mirip dengan pembangkit listrik tenaga uap.

Penggunaan listrik oleh masyarakat tidak selalu sama dalam sehari. Ada jam-jam tertentu dimana konsumsi listrik masyarakat akan tinggi dan jam tertentu dimana konsumsi listrik masyarakat akan rendah. Pada titik konsumsi listrik masyarakat terendah, pembangkit yang digunakan adalah pembangkit berkapasitas besar yang memiliki keandalan yang tinggi sehingga energi listrik yang dihasilkan stabil. Sedangkan pada titik konsumsi listrik masyarakat tertinggi digunakan pembangkit listrik dengan skala yang lebih kecil, hal tersebut agar dapat digunakan lebih fleksibel. Pembangkit listrik terbarukan tidak bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik titik konsumsi listrik masyarakat terendah, karena sifatnya yang tidak stabil dan dapat dipengaruhi oleh lingkungannya. Oleh karena itu, dengan teknologi yang tersedia saat ini, penerapan pembangkit listrik energi terbarukan tidak boleh melebihi 5-10% kapasitas pembangkit konsumsi listrik masyarakat terendah agar jaringan listrik di wilayah tersebut tetap stabil.

Meningkatkan keandalan dan kestabilan sistem pembangkit energi terbarukan selalu menjadi tantangan bagi para peneliti di institusi dan industri yang bergerak di bidang energi. Di Indonesia sendiri banyak penelitian dengan topik yang menunjang pembangkit energi terbarukan. Banyak faktor yang dapat memengaruhi mulaidari teknologi hingga kesadaran masyarkat. Kesadaran, kepemahaman, dan rasa kepemilikan dari masyarakat harus menjadi aspek penting dalam menimbang kesiapan suatu daerah untuk menerima teknologi energi baru dan terbarukan sebagai salah satu solusi meningkatkan kesejahtaraan hidup mereka. Karena pada akhirnya tujuan dari pembangkit ini bukan sekedar disebarkan ke seluruh daerah, melainkan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Jadi apabila ditanyakan apakah bangsa ini siap menerapkan energi baru terbarukan, maka jawabannya adalah siap. Namun saat ini penerapannya tidak untuk menggantikan pembangkit listrik skala besar (pembangkit pembangkit fosil). Sebelum bisa meningkatkan lebih jauh bauran energi terbarukan, dibutuhkan infrastruktur transmisi listrik yang lebih bagus dari saat ini ke seluruh wilayah di Indonesia, minimal ke pulau-pulau besar di Indonesia. Sedangkan untuk usaha meningkatkan rasio elektrifikasi di Indonesia, kesiapan penerapan energi baru dan terbarukan di berbagai daerah di Indonesia sudah lebih dari cukup.

Anda Alumni, Dosen, Mahasiswa Teknik Kimia UNSRI?

belum terdaftar di Website IATEK UNSRI?, yuk segera daftar, dan bergabung bersama lebih dari 1.400 (and still counting) member lainnya.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

before posting a comment, you must agree to the User Generated Content Policy Website IATEK UNSRI

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Login

Formulir

Output Formulir

Yang Masih Anget

Paling Banyak Dibaca

Recent Comments

adversitement
error: Alert: Mohon Maaf untuk perlindungan Hak Cipta Content, Anda Tidak Bisa Select untuk meng-copy content di web IATEK UNSRI ini!!
IATEK UNSRI

FREE
VIEW