Musim kemarau tampaknya akan berlangsung lama. Daun-daun pepohonan mulai meranggas. Tanah terlihat kering dan retak. Sungai dan sumur mulai mengering. Kebakaran terjadi dan menghanguskan permukiman. Cuaca yang panas malah ditingkahi oleh kabut asap yang membuat sesak kota khususnya di pagi hari. Di beberapa tempat mulai mengalami kesulitan air bersih. Walaupun dalam beberapa hari ini air “hujan buatan” telah membasahi permukaan bumi di kota Palembang dan sekitarnya. Suatu hal yang sangat kontras ketika musim hujan tiba. Banjir meluap dimana mana dan kemana mana. Air berubah menjadi monster yang menakutkan. Rumah, jalan, dan sawah ladang, pepohonan ikut hancur karena diterjang banjir. “Inilah akibat dari global warming”, kata para akhli. Terjadi karena kalian membabat hutan tanpa perikehutanan, menggunduli bumi tanpa pernah memikirkan kapan dia akan tumbuh “rambut” kembali. Asap pabrik dan kendaraan yang tidak pernah dapat dikendalikan. Dibiarkan semaunya melenggang ke angkasa. Suhu udara meningkat dan es di kutub mencair. Topan dan badai melanda berbagai kawasan. Ketika musim kering seperti ini, air menjadi barang yang langka. Masih untung kita tidak perlu memasang sprinkler untuk sekedar menyiram tanaman di depan rumah.
Kampus Unsri Indralaya merupakan kampus yang menggantungkan kebutuhan air bersih pada salah satu sungai di kawasan kabupaten Ogan Ilir. Sistem pengolahan air di kampus ini masih dilakukan secara konvensional yaitu dengan membubuhkan zat kimia dalam dosis tertentu pada air baku yang kemudian dipompa dan didistribusikan ke beberapa titik di kampus. Sistem instalasi/pemipaan air bersih terbuat dari pipa besi yang walaupun dilapisi (lining) akan mudah terkorosi dan dapat membuat air yang dihasilkan tercemar. Semua warga kampus mengandalkan air yang disuplai ini untuk kebutuhan sehari hari. Tapi saya rasa banyak yang tidak menggunakan air ini sebagai air minum karena tidak yakin dengan kualitasnya. Di setiap sudut ruangan kantor menggunakan dispenser untuk menampung air galon yang dibeli dari luar kampus.
Belum adanya instalasi PDAM membuat kualitas air yang dihasilkan masih jauh dari yang diharapkan. Akibat pengolahan yang kurang tepat dan ditambah lagi kondisi pipa yang sudah tua maka kualitas air yang dihasilkan mengalami penurunan. Air menjadi keruh dan meninggalkan kerak kuning kecoklatan pada dinding bak dan kamar mandi. Kandungan ion logam seperti besi, mangan dll akan meningkat. Air menjadi tidak memenuhi syarat lagi untuk dikonsumsi.
Saat ini kebutuhan air bersih di Kampus Universitas Sriwijaya Indralaya diperkirakan sebesar 112,5 liter/kapita/hari yang disuplai oleh Unit Pengolahan Air (Water Treatment) dengan kapasitas 20 liter/detik. Intake air baku diambil dari sungai Kelekar dan dialirkan dengan pipa berjarak sekitar 5 km dan ditampung dalam bak dengan kapasitas 150 m3 untuk diolah dan didistribusikan ke 10 fakultas yang ada di Unsri. Jika rata rata setiap orang butuh air bersih sekitar 60 liter per hari dan dengan asumsi bahwa paling tidak ada 5000 orang setiap hari datang ke kampus Unsri dari Senin sampai Jumat dan berada di kampus paling tidak selama 4 jam sehari maka kebutuhan air bersih setiap minggu mencapai 5 x 5000 x 60 x 4/12 = 500.000 liter!. Belum lagi kebutuhan untuk mahasiswa yang berada di rusunawa dan air untuk hidran/penyiraman tanaman. Air bersih menjadi kebutuhan prioritas untuk kegiatan di kampus termasuk laboratorium, mesjid dan mushola serta klinik kesehatan disamping kebutuhan rutinitas penghuninya.
Sistem instalasi air bersih yang telah ada sejak lebih dari sepuluh tahun yang lalu sudah selayaknya ditata kembali karena lambat laun akan “kewalahan” mensupply kebutuhan kampus. Ada tiga hal yang perlu dilakukan :
Pertama : Sistem pengolahan air yang telah ada perlu ditinjau dan ditata kembali. Sistem distribusi, pemipaan dan treatment air baku harus dimaintenance kembali. Pemeriksaan dan penggantian pipa yang sudah tua dan berkarat harus segera dilakukan termasuk pengecekan kembali kualitas air yang didistribusikan ke fakultas yang ada.
Kedua : Unsri harus secepatnya berlangganan air dari PDAM Tirta Ogan (Indralaya). Perlu segera dilakukan kerjasama dengan pemkab OI untuk pengadaan air bersih ini. Kalau ini dilakukan, unit pengolahan yang ada tidak perlu ditutup tetapi air yang dihasilkan digunakan untuk keperluan lain selain untuk konsumsi. Dapat juga sebagai cadangan bila distribusi air PAM mengalami hambatan.