Wednesday, November 20, 2024
HomeArtikelObituariIN MEMORIAM : Ir. H. A. Fuadi Ramdja, M. Sc

IN MEMORIAM : Ir. H. A. Fuadi Ramdja, M. Sc

 

             Innalillahi wa innailaihi raji’un

            Keluarga besar Teknik Kimia kini kembali berduka atas meninggalnya Bapak Ir. H. A. Fuadi Ramdja, M. Sc yang merupakan ayahanda, sesepuh, alumnus sekaligus dosen Teknik Kimia Universitas Sriwijaya. Beliau menghembuskan nafas terakhinya di Rumah Sakit Dr. Muhammad Husain Palembang tanggal 3 Februari 2019 pada usia 72 tahun.

            Pak Fuadi yang lahir di Surabaya, OKU pada tanggal 19 Juli 1946 merupakan salah satu alumni pertama Teknik Kimia Universitas Sriwijaya bersama alm. Prof. Ir Syarifuddin Ismail dan Syarifudin Cholik. Sebelum Jurusan Teknik Kimia berdiri, beliau sempat menuntut ilmu di Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya, kemudian pindah ke Jurusan Teknik Kimia pada tahun 1964, yang membuat beliau menjadi angkatan pertama JTK Universitas Sriwijaya. Berawal dari wisuda pada tahun 1972, beliau dan kedua rekannya menjadi inspirator bagi mahasiswa lain untuk berlomba menyelesaikan studinya. Beliau kemudian diangkat menjadi salah satu dosen Teknik Kimia Universitas Sriwijaya. Dimulai dari sinilah berdirinya tongak sejarah iklim semangat kuliah di Jurusan Teknik Kimia Universitas Sriwijaya. Beliau juga melanjutkan jenjang S2 ke Inggris dan sempat mengikuti kursus di Australia.

              Pak Fuadi adalah seseorang yang dikenal memiliki kepribadian yang baik, bertanggung jawab, hangat, ramah dan humoris. Beliau sangat dikenal ahli dalam bidang Coal Technology dan pernah mengampuh mata kuliah kimia anorganik, unit operasi, perpindahan panas dan perpindahan massa. Selain di Universitas Sriwijaya, beliau menjadi dosen di Akademi Teknik Negeri Palembang dan di Teknik Mesin Universitas Sriwijaya. Beliau juga sempat menjadi dosen pembimbing KKL mahasiswa Teknik Kimia angkatan 1974 ke Jawa Timur dan Bali.

         Semasa hidupnya, Pak Fuadi telah mengemban beberapa jabatan di Teknik Kimia Universitas Sriwijaya, diantaranya yaitu :

  1. Kabag Pengajaran tahun 1974
  2. Ketua Bagian Kimia FT UNSRI tahun 1979
  3. Ketua Jurusan Teknik Kimia FT UNSRI tahun 1982
  4. Pembantu Dekan II FT UNSRI tahun1982
  5. Pembantu Dekan III FT UNSRI tahun 1986
  6. Pembantu Dekan III FT UNSRI tahun 1989
  7. Ketua Jurusan Teknik Kimia FT UNSRI tahun 1992
  8. Ketua PPKKN UNSRI tahun 1995

           Disisi lain, beliau juga menerima penghargaan berupa Bakti Kekaryaan (20 tahun) pada tahun 1990 dan Bakti Kekaryaan (25 tahun) pada tahun 1996. Beliau akhirnya Purnabakti pada tahun 2011. Jurusan menyelenggarakan acara Purnabakti beliau pada tanggal 18 September 2011 di Ballroom Hotel Grand Duta Palembang.

            Selamat jalan Pak Fuadi, keluarga besar JTK akan selalu berterima kasih padamu dan mengenang jasa-jasamu. Semoga Allah SWT menerima semua amal ibadah dan engkau diberikan tempat terbaik di sisi-Nya. Aamiin ya rabbal ‘alamin.

 

Pak Fuadi, Sepenggal Cerita Bersamamu

Cerita oleh Kak AA Yunaedy Agus (Angkatan ’64)

          Saudara Fuadi Ramdja adalah pribadi yang menarik. Beliau ramah, mudah bergaul, suka bercanda, santai namun serius dan ulet. Tidak heran walau berstatus pindahan, beliau segera dapat menyusul dan termasuk rombongan lulusan pertama. Beliau typical anak Komering; suara keras dengan logat Komering yang sangat kental dan tidak bisa hilang hanya dengan mencari S2 di Negeri Ratu Elizabeth. Beliau adalah pribaadi yang tidak gampang tersinggung. Suatu saat ketika menunggu ferry didepan Club House Sei. Gerong untuk menyeberang ke Sei. Lais, Saudara Iskandar Sabirin bercanda dengan beliau.

               “Aii Fuadi kagek kalu anak kito kumpul-kumpul, aku la tau mano anak awak”

               “Ngapo?” kato Fuady

               “La, suaro anak awak gek pasti la pecak suaro bapaknyo (Khas Komering)”

             Saya bergaul dengan Saudara Fuady sejak SMA dan kami berpisah sejak saya masuk Pertamina ditahun 1974. Dengan meninggalnya beliau maka saat ini angkatan ’64 tinggal 4 orang yaitu saya, Masitoh, Chusni dan Syarifuddin Kholik.

              Kematian adalah keniscayaan. Harimau mati meninggalkan belang. Manusia mati meninggalkan “legacy”. Apa “legacy” Saudara Fuady? Bagi mahasiswanya tentulah ilmu yang beliau ajarkan dan kesempatan untuk menjadi berguna. Bagi saya pribadi, pastilah ikatan persahabatan atau silaturrahim yang In syaa Allah berlanjut kelak. Selamat jalan kawan, doa kami mengiringimu.

Kunjungan ke rumah Kak Azhari (Angkatan ’71) Tahun 2007 silam

Cerita oleh Kak Febriyenti (Angkatan ‘88)

         “Kamu dicari Pak Fuad”, kata seorang teman sejurusan. Singkat, tapi langsung bikin hati berdegup-degup. Biasalah, kalo orang punya ‘dosa’ jadi agak-agak sensi.

             Saya mahasiswa Teknik Kimia Univeristas Sriwijaya angkatan 1988. Saat itu sudah tercatat telah menempuh 12 semester sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Kimia. Tapi saat itu sudah sangat lama tidak ketemu Pak Fuadi Ramdja. Ya bagaimana tidak? Sudah 4 semester saya ‘cuti’. Sebetulnya saat semester 8 semua mata kuliah sudah beres, kerja praktek dan kolokiumnya beres, riset dan seminarnya juga sudah beres, ceritanya mau mulai nyusun skripsi. Eh ternyata malah tergoda cari pengalaman jadi broadcaster di TVRI Palembang. Hehehe.. Makanya deg-degan ketika dipanggil Pak Fuad. Pastilaaahh mau diomelin soal skripsi…

               Keesokan harinya, saya langsung menemui Pak Fuad di kampus Bukit Besar. Pak Fuad kebetulan lagi di luar. Begitu beliau lihat saya, langsung nyapa dengan gaya khasnya yang santai,

                “Kamu ini ya… Dibilang jauh, tapi deket… kan, sering nongol di tivi… Dibilang deket, tapi jauh… lha orangnya ngga pernah nongol di kampus..”.

               Dalam hati saya, alhamdulillah, ngga diomelin. Setelah ngobrol sebentar, Pak Fuad bilang,

                “Kamu melayat kan almarhum Pak Djamilus kemaren itu? Waktu beliau diopname, beliau pesan ke saya soal kamu, “Saya titip anak satu ini ya. Kayaknya dia bukan jodoh saya”. Makanya ini saya panggil kamu, Feb. Saya gantiin Pak Djamilus jadi pembimbing skripsi kamu”.

              Mendengar itu, perasaan saya jadi campur-campur gitu. Merasa haru biru dengan sosok Pak Djamilus sebagai seorang pendidik sejati. Campur rasa lega karena Pak Fuad ngomongnya ngga pake tegang. Campur terbitnya kesadaran sudah waktunya mengerjakan skripsi. Pak Djamilus dan Pak Fuad aja concern agar saya segera lulus, masa saya ngga. Lagian, kapan lagi? 

             Singkat cerita, saya mulai menyusun preliminary plant design di bawah bimbingan Pak Fuad. Beliau motivator yang baik, in his own way. Support Pak Fachry sebagai ketua Jurusan Teknik Kimia Universitas Sriwijaya waktu itu, dan Pak Azhary H. Surest sebagai pembimbing akademis juga sangat berarti. Tiga bulan kemudian saya akhirnya bisa ikut sidang skripsi. 

           Sebagai pembimbing skripsi, Pak Fuad ngga ikut masuk saat sidang. Yang saya ingat, Pak Fuad sempat diledekin beberapa dosen lain saat itu, “Duuhh… Stres ni yee bimbingannya lagi sidang”. Saya jadi geli juga, ternyata ya dosen itu sampe segitunya ya tanggungjawabnya sama bimbingannya.

                Dua bulan kemudian saya ikut wisuda. Setelah itu saya resign dari TVRI Palembang. Saya sowan ke rumah Pak Fuad dan Tante untuk pamit hijrah ke Jakarta. Saya memang panggil Tante ke Bu Fuad, karena saya cukup dekat waktu itu dengan Dewi, putri sulung mereka, adik tingkat Teknik Kimia Universitas Sriwijaya angkatan 1990.

               Seperti biasa, ngobrol santai dengan Pak Fuad. Tak lupa, beliau juga mendoakan agar saya sukses di tempat baru. Saya bertemu Pak Fuad lagi ngga berapa lama setelah itu. Saya berkunjung ke rumah beliau, mengantarkan langsung surat undangan. Sambil senyam-senyum, beliau kembali komen dengan gaya khasnya,

                “Baru setahun merantau, eee dateng-dateng bawa surat undangan…”

Ekspresi beliau, ekspresi orang tua yang senang anaknya akan mulai membangun mahligai rumah tangga… 22 tahun yang lalu.

Lots of memories…

Ada pepatah bilang, jika anda  memiliki kenangan, lalu saat anda mengingat kenangan itu membuat anda tersenyum, timbul rasa bahagia di hati, maka itulah harta karun anda.

And for me, the memories I had with Pak Fuad, have always been my treasure.

 

Cerita oleh Kak Daniel (Angkatan ‘99)

              Satu hal yang saya ingat dari Pak Fuadi, beliau pernah berkata :

“Mahasiswa ini kalo awal bulan baru dapet kiriman, biasonyo agak sombong, nanyo nyo :

“nak makan dimano kito hari ini?”

Tapi kalo sudah akhir bulan, sudah mulai buntu, pertanyaan berubah jadi :

              “Makan apo kito hari ini ye?””

 

Alamat rumah duka :

Jl. Putri Rambut Selako No. 2 (Padang Selasa Bukit Besar) Palembang – Sumatera Selatan

 

Sumber : Database Alumni IATEK dan Alumni Teknik Kimia Universitas Sriwijaya

Anda Alumni, Dosen, Mahasiswa Teknik Kimia UNSRI?

belum terdaftar di Website IATEK UNSRI?, yuk segera daftar, dan bergabung bersama lebih dari 1.400 (and still counting) member lainnya.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

before posting a comment, you must agree to the User Generated Content Policy Website IATEK UNSRI

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Login

Formulir

Output Formulir

Yang Masih Anget

Paling Banyak Dibaca

Recent Comments

adversitement
error: Alert: Mohon Maaf untuk perlindungan Hak Cipta Content, Anda Tidak Bisa Select untuk meng-copy content di web IATEK UNSRI ini!!
IATEK UNSRI

FREE
VIEW