Home Blog Page 30

Pemilihan Pimpinan Jurusan

Masa jabatan pimpinan Jurusan Teknik Kimia Periode 2008-2013 (Ketua Ir. H. A. Rasyidi Fahcry, M.Eng dan Sekretaris Tuti Indah Sari, ST, MT) akan berakhir pada bulan Maret 2013. Besok, Sabtu 16 Februari 2013 pukul 10.00 WIB bertempat di Jurusan Teknik Kimia Kampus Bukit Besar Palembang akan diselenggarakan pemilihan Ketua dan Sekretaris Jurusan Teknik Kimia Periode 2013-2017. Pemilihan ini akan diikuti oleh 35 orang staf dosen Jurusan Teknik Kimia.  

 

Prof. Ir. Subriyer Nasir, MS, PhD : Dedikasikan Seluruh Kemampuan untuk Memajukan Teknik Kimia

0

 

Sosoknya sekilas sangat keras dan tegas. Namun dibalik itu, ketika sedang berbicara ternyata kearifan nada bicaranya sangat jujur mencerminkan keinginannya untuk memajukan Teknik Kimia Universitas Sriwijaya. Beliau adalah Prof. Ir. Subriyer Nasir, MS, PhD, salah seorang guru besar di lingkungan Universitas Sriwijaya  Jurusan Teknik Kimia yang baru saja dikukuhkan pada Januari 2013.

Purnabakti Ir. Azhary H. Surest, MS

0

Palembang, (13/1). Bertepatan dengan hari pengukuhan guru besar Prof. Ir. Subriyer Nasir, MS. PhD,  jurusan Teknik Kimia Universitas Sriwijaya juga menyelenggarakan acara purnabakti salah satu dosen senior Teknik Kimia yakni Ir. Azhary H. Surest, MS. Acara tersebut dirangkum dalam “Silaturahmi Keluarga Besar Teknik Kimia Unsri”. Acara ini diselenggarakan sebagai wujud apresiasi keluarga besar Teknik Kimia kepada Ir. Azhary H. Surest, MS yang telah memasuki masa purnabakti tugas dan juga sebagai ungkapan rasa syukur atas dikukuhkannya Prof. Ir. Subriyer Nasir,MS, PhD. sebagai guru besar Teknik Kimia Universitas Sriwijaya.

Prof. Dr. Ir. Subriyer Nasir, MS. Resmi Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Universitas Sriwijaya

0

Palembang (13/1). Diawal tahun 2013 ini, jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya kembali menambah satu Guru Besar. Beliau adalah Prof. Dr. Ir. Subriyer Nasir, MS.. Prof. Dr. Ir. Subriyer Nasir, MS. telah resmi dikukuhkan sebagai guru besar Universitas Sriwijaya pada Rabu, 10 Januari 2013 kemarin. Ini merupakan suatu kebanggan bagi seluruh civitas akademika khususnya jurusan Teknik Kimia. 

Pada acara Pengukuhan Guru Besar sekaligus Pelantikan Anggota Senat Universitas Sriwijaya ini berlangsung di Aula Pasca Sarjana Unsri. Acara dimulai pada pukul 9.00 WIB dengan arak-arakan Prof. Dr. Ir. Subriyer Nasir, MS. menuju kantor administrasi Program Pasca Sarjana Unsri dan disambut oleh seluruh anggota senat. Kemudian beliau bersama anggota senat yang dipimpin oleh Prof. DR. Hj. Badia Parizade, MBA kembali menuju ke dalam Aula Pasca Sarjana.

Kuliah Umum Petrokimia Terlaksana Dengan Lancar

0

Palembang, 9/10/2012. Bertempat di Aula Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya kampus Palembang, Jurusan Teknik Kimia Univesitas Sriwijaya pada Jumat, 9 November 2012 menyelenggarakan Kuliah Umum yang bertema “Petrokimia dan Pengelolaan Lingkungan”. Kuliah umum yang dimulai pada pukul 15.00 ini dihadiri oleh Ir. Hasbun Kasim selaku narasumber. Beliau merupakan alumni Teknik Kimia Universitas tahun 1978 dan pernah menjabat sebagai Analis Laboratorium PT. Pupuk Sriwijaya. 

Lebaran..oh..lebaran !

Sekedar mengingatkan kembali lebaran tahun lalu.

Atmosfir ramadhan terasa indah karena kegiatan ibadah di mesjid, surau dan langgar semarak  di bulan penuh berkah ini. Laki dan perempuan, tua muda, dewasa dan anak anak semua menyambut bulan yang suci itu dengan segenap kegembiraan.  Bagi sebagian anak anak bulan ini menjadi kesempatan untuk bermain di malam hari sambil menyulut petasan dan kembang api. Sepuluh hari pertama  bulan Ramadhan penuh dengan jemaah yang sholat tarawih dan witir serta mengerjakan amalan lainnya di bulan baik ini. Sepuluh hari kedua jemaah mulai menyusut. Barisan shalat tarawih mengalami kemajuan. Shafnya yang maju karena jemaah semakin berkurang. Sepuluh hari terakhir apalagi seminggu menjelang Iedul Fitri jemaah semakin sedikit. Banyak yang sudah mulai pulang kampung alias mudik. Koran dan TV hampir tiap malam mengabarkan pergerakan massa secara serentak, mirip demo di seluruh kota besar. “Malam ini adalah puncaknya arus mudik”, lapor seorang reporter TV dari atas kendaraannya.

Banyak peristiwa dan kejadian yang terus berulang setiap tahun. Pembagian zakat yang menimbulkan korban jiwa. Kendaraan pemudik yang bertabrakan atau mengalami kecelakaan. Rebutan naik bus atau KA dan kapal laut menjadi pemandangan yang biasa pada saat menjelang hari raya. Barisan pengemis dadakan muncul dengan alasan minta zakat dan sedekah. Harga sembako dan daging melonjak tajam. Hal hal ini ditingkahi pula oleh kejadian kriminal mulai perampokan, jambret, penodongan sampai perkosaan dan  pembunuhan.

Sementara itu Kementrian Pekerjaan Umum sibuk mengurusi jalan jalan di beberapa tempat. Tujuannya agar pemudik dapat berkendara dengan nyaman. Yang menjadi pertanyaan kenapa perbaikan jalan selalu dilakukan pada saat bulan puasa dan menjelang hari raya?. Kenapa perbaikan tidak dilakukan sepanjang tahun agar kerusakan tidak bertambah parah.

Pak polisipun tak mau ketinggalan mendirikan posko posko dan melakukan operasi menjelang lebaran. Tidak lain tujuannya agar semua merasa aman merayakan lebaran. Pertamina dan bengkel kendaraan sibuk menyiapkan BBM (yang masih juga sering kehabisan) dan perawatan kendaraan. Sama sibuknya dengan seorang ayah mencari baju lebaran buat putra putrinya atau ibu yang menjelajahi pasar tradisional sampai ke mal-mal untuk berbelanja kebutuhan lebaran. Sementara sang copet makin merajalela memanfaatkan kelengahan kerumunan massa.

Wajar jika permintaan meningkat maka harga-harga akan semakin meningkat pula. Semua orang menjadi sibuk dan bergairah luar biasa. Sekali setahun perputaran uang yang luar biasa di Indonesia dapat dipastikan terjadi pada bulan Ramadhan. Semua berlomba menghabiskan gaji, honor, bonus atau THRnya. Bayangkan..penarikan uang tunai selama Ramadhan 1432 H ini mencapai 77 trilyun!.

 

Mungkin satu satunya negara di dunia ini yang sibuk menaikan tuslah angkutan umum, dan tiket pesawat terbang menjelang dan saat lebaran adalah Indonesia. Tiket KA, kapal laut dan pesawat habis dipesan walau ramadhan belum tiba. Dulu, kantor pos menjadi sangat sibuk melayani pengiriman kartu lebaran. Kemajuan teknologi mengakibatkan pengiriman kartu lebaran merosot tajam dan digantikan oleh short message service alias SMS. Kantor pos sekarang kebanyakan sibuk mengirim paket lebaran saja, karena hal ini tentu saja tidak dapat dilakukan oleh operator telepon seluler.

Semua orang berebut-rebut ingin pulang kampung. Berjumpa dengan orang tua, sanak saudara, jiron dan tetangga di desa. Kota menjadi sepi, senyap dan roda perekonomian mendadak berhenti berputar. Sebuah tradisi yang sepertinya tidak akan habis sampai hari kiamat.

Mengapa kita menjadi sibuk luar biasa menjelang lebaran? Mengapa kita rela berdesak-desakan antri naik kendaraan umum dan kapal laut? Mengapa kita rela menghabiskan uang seperti kehilangan akal sehat?. Apakah dengan begitu kita dijamin kembali ke fitrah?. Pertanyaan-pertanyaan ini selalu berulang setiap tahun dan hanya diri kita sendiri yang dapat menjawabnya.

Semalam (29 Agustus) penentuan 1 Syawal yang ditunggu tunggu dan diperkirakan jatuh pada hari Selasa tanggal 30 Agustus ternyata ditetapkan menjadi Rabu 31 Agustus 2011. Kembali terjadi perbedaan dalam penetapan Hari Raya Iedul Fitri 1432H. Ada yang kecewa dengan “bergesernya” Iedul Fitri ini. Di salah satu media online saya senyum-senyum sendiri ketika membaca komentar seorang pembaca yang berbunyi “Karena hilal setitik rusak opor sebelanga” hehehe. Ada juga yang menyarankan penduduk di perbatasan Indonesia-Malaysia untuk keluar perbatasan sebentar lalu berlebaran dan setelah itu balik lagi. Ada lagi yang sambil bercanda minta tiket yang telah dibelinya di reimburst oleh pemerintah karena jadwal kepergian dan kepulangannya sebelum dan sesudah lebaran jadi berubah. Hah…ada ada saja. Emangnye pemerentah yang nyuruh sampeyan beli tiket mudik. Malam itu, di salah satu kawasan kota Palembang ada yang terlanjur memotong sapi dan memasaknya dan tidak peduli dengan ketetapan lebaran 31 Agustus. Katanya”karena sudah terlanjur memasak daging sapi saya akan lebaran besok (selasa)”. Emak saya malah senang lebaran hari Rabu. Beliau bilang “ Bumbu opor dan rendang saya belum siap, jadi saya masih punya waktu buat memasaknya besok”.    

Sementara tulisan ini dibuat tepat setelah saya selesai sahur dan setelah azan subuh mesjid di depan kompleks perumahan saya mengumandangkan takbir. Sambil melongok ke kalender yang ada yang ada ruang makan, ternyata tanggal 30 dan 31 Agustus 2011 warnanya merah hehehe. So….anda mau lebaran Selasa atau Rabu saya hanya ingin mengucapkan “ Selamat Hari Raya Iedul Fitri 1432H”. Minal Aidzin wal Faidzin. Maaf Lahir dan Batin. Taqobballallahu minna wa minkum. Taqobbal ya Karim.

 

Note : Ilustrasi Gambar ditambahkan oleh Admin

Petunjuk arah dan Nama Jalan di Kampus Unsri

petunjuk arahKampus Unsri Indralaya telah digunakan untuk kegiatan akademik sejak tahun 1993 yang lalu. Berdiri diatas  lahan seluas sekitar 712 ha dan baru sepertiga luasnya yang ditempati oleh bangunan/gedung. Unsri merupakan kampus dengan luas lahan terbesar di Indonesia atau bahkan di Asia Tenggara, untuk mengunjungi 10 fakultas di kampus Unsri dengan berjalan kaki cukup membuat capek dan pegal karena letak antar fakultas yang berjauhan.

Perpindahan Mahasiswa dari Kampus Indralaya ke Kampus Palembang

Kebijakan Rektor yang menginginkan agar tidak ada perbedaan antara mahasiswa kampus Indralaya dan kampus Palembang tentunya diikuti oleh berbagai konsekuensi, yang salah satunya adalah hilangnya kata “ekstension” dari  kamus Unsri.  Diharapkan tidak ada perbedaan antara lulusan ekstensi kampus Palembang  dengan lulusan reguler kampus Indralaya, kecuali biaya perkuliahan dan moda masuk Unsri yaitu melalui USM dan SNMPTN.

Apakah dengan hilangnya kata ‘ekstensi” ini akan dikuti oleh berbagai konsekuensi logis seperti  kesamaan sarana dan fasilitas, kualitas perkuliahan, dan kesempatan mengikuti organisasi internal kampus bagi mahasiswa kedua jenis kampus tersebut?. Kalau kedua kampus sama dan sejajar berarti mutlak ada kesetaraan dalam perlakuan dalam segala hal terhadap mahasiswanya.

Sebagai contoh untuk Fakultas Teknik, sarana prasarana perkuliahan (gedung) jelas kampus Palembang akan lebih nyaman karena berAC, setiap ruangan mempunyai LCD Proyektor dan ruangan kelas yang cukup bersih. Kualitas perkuliahan semestinya juga lebih baik karena dosen yang mengajar mendapatkan honorarium tambahan. Hal ini menjadi salah satu faktor kenapa dosen lebih senang mengajar di kampus Palembang daripada kampus Indralaya. Kampus kelas Palembang “masih hidup” sampai pukul 09.00 malam sedangkan kampus Indralaya pada saat itu sudah gelap gulita. Jangankan pukul 09.00 malam, pukul 3 sore saja banyak kelas yang lengang karena tidak ada lagi aktivitas perkuliahan.

Disisi lain, kesempatan untuk berorganisasi bagi mahasiswa kampus Indralaya jauh lebih banyak dan aktif. Bahkan ada kesan bahwa terjadi dualisme dalam organisasi mahasiswa. Mahasiswa kelas Palembang membentuk himpunan sendiri. Padahal setiap mahasiswa baik asal kampus Palembang maupun kampus Indralaya punya kesempatan untuk bergabung dalam satu wadah kegiatan organisasi kemahasiswaan di kampus Unsri.

Akhir akhir ini bahkan telah diizinkan perpindahan mahasiswa dari kampus Indralaya ke kampus Palembang atau sebaliknya. Mahasiswa dari kampus Indralaya dapat pindah kuliah ke kampus Palembang dan sebaliknya. Namun kecenderungan yang ada mahasiswa kelas Indralaya pindah ke kelas Palembang. Adanya kepindahan mahasiswa dari Palembang ke Indralaya yang katanya disesuaikan dengan kuota menimbulkan beberapa kesan.

Pertama 

Tidak ada perbedaan antara calon mahasiswa yang masuk baik melalui jalur SNMPTN atau USM. Tingkat persaingan ketat SNMPTN dapat diterobos oleh USM yang notabene pesertanya (walau tidak semua) biasanya berasal dari siswa yang gagal atau tidak sempat ikut SNMPTN.

Kedua

Kepindahan mahasiswa ini menurut saya lebih didasarkan atas “prinsip ekonomis” dimana mahasiswa tidak perlu mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk transportasi dan akomodasi rute Indralaya Palembang dan sebaliknya. Belum lagi dapat mengurangi resiko di jalan (kendaraan mogok, kecelakaan, terlambat ke kampus karena padatnya kendaraan pada rute tersebut) atau mahasiswa tsb diterima bekerja dll.

Untuk mahasiswa baru barangkali tidak menimbulkan masalah yang signifikan kecuali berkurangnya pemasukan DPF bagi fakultas. Bagi mahasiswa lama di kampus Indralaya yang pindah ke kampus Palembang akan menimbulkan problema diantaranya terbatasnya daya tampung di kelas Palembang, dan juga penyesuaian transkript yang telah diperoleh karena adanya perubahan Nomor Induk Mahasiswa (NIM).

Sebagai ilustrasi : Seorang mahasiswa di kelas Indralaya yang duduk di Semester 5 Angkatan tahun 2009 dan pindah ke kelas Palembang ia mendapat NIM baru dan terdaftar sebagai mahasiswa Angkatan 2011. Bila nanti menyelesaikan kuliahnya pada tahun 2013 berarti masa studinya hanya lebih kurang 3 tahun. Sepertinya kebijakan lintas batas ini perlu ditinjau kembali karena berpengaruh pada RBA (Rencana Bisnis Anggaran) Fakultas dan sistem informasi manajemen akademik Unsri. Kalau masih dilanjutkan tentunya diperlukan  peraturan (SK Rektor) yang menangani masalah ini sehingga didapat kejelasan berapa kuota yang diberikan untuk kepindahan mahasiswa dari masing-masing jurusan. Apakah mereka yang pindah dari Indralaya ke Palembang diwajibkan membayar SPP dan DPF seperti mahasiswa kelas Palembang?.

Perguruan tinggi negeri termasuk Unsri telah diberikan kuota mahasiswa baru yang jumlahnya minimal 60% harus berasal dari jalur SNMPTN. Sisanya 40% diberikan kepada calon mahasiswa diluar SNMPTN termasuk jalur undangan dan melalui USM.  Ke depan barangkali sebaiknya seluruh calon mahasiswa diwajibkan mengikuti ujian SNMPTN kecuali jalur undangan. Sehingga kuota calon mahasiswa baru harus juga memperhitungkan kelas Palembang. Tentunya hal ini berkaitan juga dengan efisiensi baik dari segi waktu maupun biaya. Selain itu calon mahasiswa kelas Palembang tidak merasa menjadi “nomor dua” karena mereka juga diterima melalui jalur SNMPTN. USM sebaiknya hanya diperuntukan untuk calon mahasiswa yang berasal dari jalur DIII.   

Catatan : artikel ini sudah dipublish dalam blog saya di komunitas blogger unsri.

 

Akreditasi Prodi dan Persyaratan Melamar Kerja

Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) telah mensyaratkan akreditasi bagi sebuah prodi atau jurusan. Pasal-pasal dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berkenaan dengan sistem akreditasi perguruan tinggi  adalah pasal 60 dan 61. Dijelaskan bahwa BAN-PT adalah lembaga yang memiliki kewenangan untuk mengevaluasi dan menilai, serta menetapkan status dan peringkat mutu program studi berdasarkan standar mutu yang telah ditetapkan. Dengan demikian diharapkan program studi yang telah terakreditasi memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh BAN-PT sesuai PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Selain itu BAN-PT mendorong program studi untuk terus menerus melakukan perbaikan dan mempertahankan mutu yang tinggi dan hasil akreditasi dapat dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan dalam transfer kredit perguruan tinggi, pemberian bantuan dan alokasi dana, serta pengakuan dari badan atau instansi yang lain. Mutu program studi merupakan cerminan dari totalitas keadaan dan karakteristik masukan, proses, keluaran, hasil, dan dampak, atau layanan/kinerja program studi yang diukur berdasarkan sejumlah standar yang ditetapkan itu.  

Plagiat dan plagiarism

Prof. Is Is (inisial) memang luar biasa. Diusianya yang baru menginjak 52 tahun mampu menulis 87 judul buku mulai dari tahun 2002 sampai sekarang. Di web-sitenya, Guru Besar FKIP Universitas Riau ini tercantum ada 8 judul buku yang ditulisnya pada tahun 2002, Di tahun 2003 dan 2004 masing masing 7 judul,  2005 sebanyak 15 judul. Tahun 2006 sebanyak 9 buah, tahun 2007 ada 10, tahun 2008 ada 7 judul, dan puncaknya pada tahun 2009 ada 13 buku yang telah dihasilkannya. Pantas kalau dia memperoleh rekor MURI. Sungguh prestasi yang sangat luaaar biasa. Dalam kurun waktu sepuluh tahun rata-rata dia menulis 8,7 judul buku per tahun. Kalau dirata ratakan artinya setiap 1,5 bulan dia menghasilkan 1 judul buku. Yang tidak dapat dibayangkan dia juga punya seabrek kegiatan mulai dari Dekan FKIP dan ketua berbagai-bagai organisasi kemasyarakatan. Prof. Satryo Sumantri Brojonegoro mengatakan hal ini sebagai “di luar azas kepatutan’ (Kompas 26 Agustus 2011). Taruhlah dia punya asisten untuk membantunya dalam pengetikan, tetap saja pekerjaan menyiapkan outline dan isi buku memerlukan perhatian yang serius dari ybs.

Salah satu bentuk kelalaiannya adalah membuat buku “Sejarah Maritim” yang diklaim sebagai karya plagiat dan menyebabkan sang guru besar ini dicopot gelar guru besarnya dan jabatan fungsionalnya turun kembali menjadi Lektor Kepala. Sejatinya buku yang dimaksud berjudul ‘Budaya Bahari” karya Joko Pramono seorang mayjend marinir purnawirawan yang diterbitkan oleh Gramedia.

Sebenarnya kasus plagiat ini bukan barang baru. Sebelumnya telah ada beberapa yang ketahuan dan diberikan sanksi. Fenomena plagiat ibarat gunung es. Tidak kelihatan diluar tapi kapal kejujuran akan tenggelam ketika menabraknya. Fenomena tidak jujur ini bukan saja dijumpai di dunia akademik tetapi juga dalam dunia industri dan perdagangan (walau tidak sama persis) berwujud pemalsuan merek dagang, memirip-miripkan merek produk dengan produk yang sudah terkenal misalnya Gucchi ditulis “Guchi”, Adidas menjadi “Adadis”, Sony menjadi Sonny dll sehingga orang yang tidak jeli akan terkecoh. Bahkan ada cerita bahwa dulu ada pompa tangan terkenal bermerek Dragon yang diplesetkan mereknya menjadi “Nikisami ing Dragon”(ini sama dengan dragon).

Menukar isi barang dengan barang palsu bermerek asli pada kosmetik atau parfum Menyuntik ayam atau sapi dengan air sehingga beratnya bertambah. Memberi formalin pada tahu agar awet, mewarnai makanan dengan produk berbahaya agar kelihatan lebih segar, termasuk juga mengurangi timbangan dan takaran saat menjual gula, ikan atau beras dll. Menukar casing hanpdhone dengan merek terkenal atau mencopot merek televisi dan menggantinya dengan merek lain yang lebih top.  Membajak buku dan software dan banyak lagi. 

Hikmah

Apa telaah yang dapat diperoleh dalam kasus ini? Pertama Prinsip kejujuran dan kehati- hatian merupakan suatu hal yang perlu dipegang oleh akademisi (dosen) dan mahasiswa. Tidak tertutup kemungkinan perbuatan plagiat juga telah dilakukan oleh dosen atau mahasiswa sebelum terbitnya Permendiknas No 17 tahun 2010. Kedua Keterbukaan informasi mengenai karya ilmiah yang dibuat oleh dosen dan mahasiswa perlu terus ditingkatkan. Pengungahan (upload) karya karya ilmiah melalui web site atau internet harus dijadikan semacam kewajiban bagi seluruh dosen dan mahasiswa. Paling tidak judul dan abstrak karya ilmiah dapat ditelusuri dengan mudah. Ketiga meningkatkan sosialisasi anti plagiat di kalangan dosen dan mahasiswa sejak dini. Artinya mahasiswa dan dosen harus diberikan pengertian apa itu plagiat dan plagiarism, dan bagaimana menghindarinya. Kalau mau jujur Kebiasaan copy and paste telah menjadi wabah di kalangan mahasiswa termasuk dosen. Ada dosen yang mengakali masalah ini dengan mewajibkan karya ilmiah mahasiswa ditulis tangan. Bahkan akhir akhir ini dosen yang ikut serdos ada yang harus diverifikasi dulu Evaluasi Dirinya karena adanya dugaan kemiripan satu sama lain.

Ada juga lho dosen yang tidak pernah “masuk lab” atau meneliti tapi naik pangkat terus karena dukungan “karya ilmiah” yang dibuat mahasiswanya dan diklaim sebagai milik sendiri. Pada umumnya mahasiswa cuek dan tidak memedulikan hal tersebut. Di kalangan mahasiswa tidak mustahil juga dijumpai hal-hal yang berbau plagiat misalnya mengambil judul penelitian atau skripsi dari universitas lainnya, mencaplok kalimat demi kalimat atau gambar dan tabel yang ada di karya ilmiah orang lain tanpa mencantumkan sumbernya. Bahkan pernah dijumpai proposal penelitian mahasiswa dalam suatu topik/bidang yang hampir sama persis titik komanya dengan proposal teman sebelumnya. Bedanya hanya terletak pada judul saja.  Ke depan kewajiban mencantumkan pernyataan bukan plagiat harus menjadi kewajiban bagi seluruh dosen dan mahasiswa. Sanksi keras bagi dosen atau mahasiswa yang melanggar harus ditetapkan. Bila perlu dosen yang ketahuan plagiat diturunkan jenjang fungsionalnya dan sekaligus harus mengembalikan tunjangan jabatan yang telah dibayarkan selama dia menduduki jabatan tersebut secara tidak sah. Bagi mahasiswa sanksi dapat saja berupa pembatalan gelar akademik yang disandangnya.

Namun demikian kita percaya masih banyak dosen dan mahasiswa yang punya integritas dan mempertahankan harga diri mereka ketimbang melakukan jalan pintas yang tak halal itu. Mengutip Prof. Djoko Santoso (Dirjen Dikti) terkait dengan kasus plagiat yang terjadi dalam dunia akademis yang mengatakan “Pokoknya kita harus menggunakan asumsi dasar orang jujur itu lebih banyak”(Kompas.com 17 Juni 2011). Artinya masih banyak dosen dan mahasiswa yang jujur. Semoga!.         

 

error: Alert: Mohon Maaf untuk perlindungan Hak Cipta Content, Anda Tidak Bisa Select untuk meng-copy content di web IATEK UNSRI ini!!
IATEK UNSRI

FREE
VIEW