Â
Plastik merupakan salah satu limbah terbesar yang berada di Indonesia sesudah Cina dan di negara lainnya. Limbah plastik ini sendiri sangat sulit untuk diuraikan secara alami. Penguraiannya sendiri membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu dengan waktu yang kurang lebih 100 tahun agar dapat terdekomposisi. Plastik sendiri mengandung bahan-bahan kimia berbahaya yang bersifat beracun sehingga dapat menyebabkan keracunan pada tanah. Menurut data Deputi Pengendalian Pencemaran Lingkungan Kementrian Lingkungan Hidup, di seluruh Indonesia sendiri terdapat 176 ribu ton sampah dan 15 persennya merupakan limbah plastik kemasan sekali pakai.
Â
Jika plastik bisa diubah menjadi bahan atau barang yang bermanfaat maka kita tidak akan mengotori bumi ini lagi. Dengan menipisnya produksi minyak bumi dan gas alam disini kita bisa mengubah limbah plastik menjadi bahan bakar pengganti minyak bumi dan gas alam dengan ini kita bisa mengurangi limbah plastik di rumah dan menghemat penggunaan elpiji di rumah. Untuk mengubah plastik menjadi bahan bakar minyak dilakukan dengan cara memotong rantai polietilen menjadi etilen-etilen yang jumlahnya ratusan bahkan ribuan. Lalu etilen tersebut akan disusun sehimgga membentuk susunan rantai.
Â
Â
Pandji Prawisudha dari Institut Teknologi Bandung menerangkan cara kerja reaktor pirolisis yang mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak.
Â
Limbah plastik diubah menjadi bahan bakar menggunakan sebuah reaktor pirolisis yang sedang dikembangkan oleh Pandji Prawisudha seorang pakar konversi energi dari Institut Teknologi Bandung. Pirolisis limbah plastik merupakan proses dekomposisi senyawa organik yang terdapat dalam plastik melalui proses pemanasan dengan sedikit atau tanpa melibatkan oksigen.Pada proses pirolisis senyawa hidrokarbon rantai panjang yang ada pada plastik dapat diubah menjadi senyawa hidrokarbon yang lebih pendek dan dapat dijadikan sebagai bahan bakar alternatif. Reaktor pirolisis ini terdiri dari tabung berukuran dua liter, kondensor, pompa air, akuarium, thermocouple, dan sebuah wadah plastik. Semuanya tersambung dengan pipa tempat mengalirnya gas hasil pemanasan hingga berubah menjadi minyak. Kinerja ini mengandalkan mekanisme pirolisis, yakni proses pemanasan plastik tanpa oksigen dalam temperatur tertentu. Plastik akan mencair dan berubah menjadi gas yang kemudian akan mengalir melalu pipa melewati kondensor . Di dalam kondensor gas tersebut akan didinginkan sehingga berubah menjadi minyak atau disebut sebagai asap cair. Minyak tersebut akan dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk kompor. Viskositas minyak hasil pirolisis ini mendekati nilai viskositas dari pada bensin. Sedangkan densitas dan nilai kalor hasil pirolisis medekati nilai densitas dan nilai kalor dari solar dan minyak tanah.
Â
Jika diketahui sejarah awal mula plastik dibuat ialah berasal dari minyak bumi maka kita hanya harus mengubah plastik tersebut kembali ke asalnya yaitu minyak bumi agar dapat bermanfaat kembali. Jenis plastik yang digunakan untuk membuat minyak bumi ini sendiri bisa dipakai dengan jenis plastik apa saja tetapi ada salah satu plastik yang tidak di sarankan yaitu PVC (Polivinil Khlorida) karena PVC tersebut akan terlarut di dalam minyaknya. Jika dibakar maka akan menimbulkan resiko yang cukup tinggi. Disarankan untuk memakai plastik yang berjenis seperti bungkus mie instan, bungkus kopi, karena mengandung polypropylene dan relatif cukup mudah untuk diproses.
Â
Dari sisi keamanan sendiri penggunaan minyak dari limbah plastik ini hampir sama dengan penggunaan dari minyak bumi tergantung kepada kita yang memakainya dan tetap harus selalu berhati-hati. Dengan adanya teknologi pengolah limbah plastik menjadi bahan bakar minyak, makan kelangkaan bahan bakar minyak akan teratasi dan kondisi lingkungan akan membaik karena adanya daur ulang ini.