Home Blog Page 14

Potensi Cangkang Telur Ayam (Gallus gallus) menjadi Sumber Energi Listrik dengan Proses Kalsinasi

Potensi Cangkang Telur Ayam (Gallus gallus)  menjadi Sumber Energi Listrik dengan Proses Kalsinasi

 

Ide ini secara spontan terlintas dipikiran ketika melihat tante saya yang sedang membuat kue. Semua bahan yang ada diatas meja dicampurkan dan siap diubah menjadi adonan kue yang kemudian akan di panggang di dalam oven. Hingga akhirnya mata saya tertuju pada tumpukan cangkang telur yang berada di bawah meja.

Selama ini saya menyadari bahwa cangkang telur umumnya hanya di daur ulang menjadi sebuah kerajinan tangan, katakanlah: guci, lukisan, dan miniatur-miniatur mini yang sangat kecil dan kompleks yang dibuat dengan indah menggunakan tangan. Namun jarang sekali yang memanfaatkan limbah cangkang telur ini dalam bidang pemanfaatan energi, padahal cangkang telur ini tak jarang kita temukan dalam limbah rumah tangga, terlebih lagi limbah ini sering ditemukan di bagian sampah dapur anak kost, bukan menjadi rahasia umum lagi bahwa santapan anak kost pada dasarnya tak akan pernah jauh dari hidangan indomie dan telur.

Pemanfaatan cangkang telur sebagai alternatif listrik merupakan solusi yang tepat guna menciptakan sebuah inovasi energi pada masa kini. Hal ini sesuai dengan UU Lingkungan hidup No. 81 tahun 2012 mengenai pengelolaan sampah atau limbah rumah tangga dan sampah sejenis sampah atau limbah rumah tangga. Dari data Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan, jumlah produksi telur pada tahun 2018 mencapai angka 73.078 ton/tahun dan angka ini akan selalu bertambah dari tahun ke tahunnya. Menurut data World Intellectual Property Organization (2009), di Amerika Serikat, ada sekitar 190.000 ton kulit telur yang terbuang, yang dari jumlah ini, sekitar 120.000 ton dihasilkan dari industri pengolahan makanan dan sekitar 70.000 ton dihasilkan dari penetasan telur. Sementara itu, di Indonesia produksi kulit telur akan terus berlimpah selama telur diproduksi di bidang peternakan serta digunakan di restoran, pabrik roti dan mie sebagai bahan baku pembuatan makanan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa limbah dari cangkang telur ini banyak dibuang secara percuma apabila tidak bisa dimanfaatkan secara bijak. Jika teknologi ini dapat dikembangkan, maka akan meningkatkan nilai guna dari limbah cangkang telur sehingga tidak hanya sekedar menjadi limbah rumah tangga, tetapi juga dapat dimanfaatkan menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomis.

Cangkang telur yang sudah kita anggap sebagai limbah rumahan ini ternyata mengandung listrik apabila dikaji dengan studi ilmiah. Kulit telur kering mengandung sekitar 95% kalsium karbonat dengan berat 5,5 gram (Butcher dan Miles, 1990). Berdasarkan hasil penelitian, serbuk kulit telur ayam mengandung kalsium sebesar 401 ± 7,2 gram atau sekitar 39% kalsium, dalam bentuk kalsium karbonat (Schaafsma, 2000). Sementara itu, Hunton (2005) melaporkan bahwa kulit telur terdiri atas 97% kalsium karbonat. Selain itu, rata-rata dari kulit telur mengandung 3% fosfor dan 3% terdiri atas magnesium, natrium, kalium, seng, mangan, besi, dan tembaga (Butcher dan Miles, 1990).

Proses yang digunakan pada percobaan ini adalah proses kalsinasi. Kata kalsinasi berasal dari bahasa latin yaitu calcinare yang artinya membakar kapur. Proses kalsinasi yang paling umum dilakukan adalah pengaplikasiaanya untuk dekomposisi kalsium karbonat (CaCO3) menjadi kalsium oksida (CaO) dan gas karbondioksida (CO2). Produk dari kalsinasi biasanya disebut “kalsin”, yaitu mineral yang telah mengalami proses pemanasan (Andra, 2013). Berdasarkan penelitian Andra (2013), proses kalsinasi dilakukan dalam sebuah tungku atau reaktor yang disebut dengan kiln atau calciners dengan beragam desain seperti tungku poros, rotary kiln, tungku perapian ganda, dan reaktor fluidized bed. Normalnya proses kalsinasi dilakukan dibawah temperature leleh (melting point) dari bahan produk. Untuk batu kapur, proses kalsinasi umumnya dilakukan pada temperature antara 900oC – 1000oC. Menurut penelitian Nurlaela dkk (2014), Proses kalsinasi mengakibatkan massa cangkang telur berkurang. Dari cangkang telur ayam diperoleh 65,67% (b/b) serbuk hasil kalsinasi. Menurut penelitian Edy dan Rio (2013) yang berjudul pembuatan gypsum dari limbah cangkang telur, sampel cangkang telur setelah dikalsinasi beratnya berkurang dari 1 Kg menjadi 657 gram, ini disebabkan terjadi dekomposisi dan pelepasan senyawa CO2 dari senyawa CaCO3 yang terkandung didalam cangkang telur menjadi CaO yang persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :

CaCO3(S) → CaO(s) + CO2(g)

Tahap pertama dari proses pengolahan cangkang telur menjadi energi listrik adalah bahan baku yang berupa cangkang telur dibersihkan dan dikeringkan, kemudian dihaluskan dengan mortar porselen. Setelah halus, kemudian dilakukan proses kalsinasi, atau pembakaran sampel cangkang telur. Cangkang telur dikalsinasi dengan furnace pada suhu 900oC selama 2 jam. Cangkang yang telah melewati proses kalsinasi ini kemudian akan direaksikan dengan H2SO4 (asam sulfat) dan H2O (air) sehingga terjadi reaksi eksoterm. Hasil dari proses ini kemudian dipanaskan kembali dan dilarutkan dengan akuades. Dan dari proses ini kemudian akan dihasilkan energi panas yang diperoleh dan dirangkai dengan termoelektrik untuk diukur analisa besar daya yang dihasilkan kemudian baru bisa dikonversikan menjadi energi listrik.

Statement terakhir dari saya, sumber energi yang berasal dari olahan limbah organik masih harus dieksplorasi dan dikaji lebih lanjut secara efektif, sehingga kebutuhan energi umat manusia pada masa kini dapat terpenuhi, terlebih apabila limbah organik tersebut bisa diolah menjadi sumber atau cadangan energi di masa mendatang. Dengan menggunakan cangkang kulit telur yang ‘hanya’ berpotensi menjadi limbah rumahan saja, dapat diubah menjadi limbah yang bermakna dan memiliki nilai ekonomis apabila ditangani dengan cara yang tepat.

 

Kata Kunci: Cangkang telur, Kalsinasi, Reaksi eksoterm, Energi alternatif.

Kurangnya Sosialiasi Kebijakan B20 Kepada Masyarakat

       Minyak bumi merupakan sumber energi utama dan sumber devisa negara. Namun demikian, cadangan minyak bumi yang dimiliki Indonesia jumlahnya terbatas. Sementara itu, kebutuhan manusia akan energi semakin meningkat sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Minyak bumi merupakan salah satu sumber energi yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu produk turunan minyak bumi yang banyak digunakan oleh masyarakat umum adalah Bahan Bakar Minyak (BBM). Berdasarkan data kementerian energi dan sumber daya mineral (ESDM) konsumsi bahan bakar minyak di Indonesia dari tahun 2015 – 2017 mengalami kenaikan,tercatat konsumsi BBM (Bahan Bakar Minyak) pada tahun 2017 hampir mencapai 71 juta kiloliter. Diesel oil atau lebih sering disebut sebagai solar merupakan jenis bahan bakar minyak yang paling banyak kedua digunakan dibawah bensin. Hal ini tidak terlepas bahwa sebagian besar kendaraan pengangkut logistik menggunakan solar sebagai bahan bakar.Tingginya konsumsi bahan bakar minyak masyarakat dan menurunnya produksi minyak dalam negeri menyebabkan negara harus mengimpor minyak dari luar negeri yang mengakibatkan neraca perdagangan negara mengalami defisit hingga mencapai US$ 12,4 Milliar pada tahun 2018 atau naik sekitar 44 % dari tahun 2017 menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS).

    Untuk mengatasi defisit neraca dagang sekaligus mengurangi impor bahan bakar dari luar,pemerintah mengeluarkan kebijakan berupa Peraturan Menteri (Permen) no 41 Tahun 2018.Dimana kebijakan ini mengatur mengenai badan usaha bahan bakar minyak wajib melakukan pencampuran  bahan bakar  antara solar  dengan bahan bakar nabati biodiesel dengan presentasi sebesar 20%. Namun, kebijakan pemerintah dalam rangka mewajibkan penggunaan B20 mendapatkan banyak kritikan dari masyarakat khususnya pengusaha perusahaan angkutan yang merasa dirugikan .Gagasan yang penulis pikirkan adalah bagaimana seharusnya pemerintah menerapkan kebijakan ini tanpa menimbulkan konflik  yang berkepanjangan dan tidak merugikan bagi masyarakat yang menggunakan bahan bakar B20 tersebut.

 

Identifikasi Topik Bahasan

 

Biodiesel

        Biodiesel sendiri merupakan bahan bakar kendaraan terbarukan yang mengandung Fatty Acid Methyl Ester (FAME),biodiesel secara umum diproduksi  dengan cara transestersifikasi dari minyak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Dalam reaksi ini,trigliserida sebagai komponen utama dari minyak nabati bereaksi dengan alkohol menghasilkan fatty acid monoalkil ester dan gliserol. Minyak nabati yang digunakan sebagai biodiesel umumnya dibedakan atas 2 kategori yaitu Straight Vegetable Oils (SVO) dan Waste Vegetable Oils (WVO). Sesuai dengan namanya, SVO adalah minyak nabati mentah yang langsung digunakan setelah diekstrak dari sumbernya, sementara WVO adalah minyak nabati yang telah digunakan sebelumnya, pada umumnya untuk memasak (Kedelai).

Standar mutu biodiesel nasional telah dikeluarkan dalam bentuk SNI No. 04-7182-2006, melalui keputusan Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) nomor 73/KEP/BSN/2/2006 tanggal 15 Maret 2006. Sementara standar lainnya yaitu ASTM D6715 dikeluarkan oleh lembaga American Society of Testing Materials.

 

Kelebihan Biodiesel

           Sejumlah keunggulan terkait dengan penggunaan bahan bakar biodiesel dibandingkan bahan bakar diesel yang diturunkan dari fosil. Produksi biodiesel dinyatakan berkelanjutan, ramah lingkungan, tidak beracun, dan biodegradable  Sifat biodiesel sama dengan sifat diesel yang diturunkan dari fosil, biodiesel dapat digunakan tanpa modifikasi dalam mesin diesel injeksi tidak langsung . Biodiesel memiliki titik nyala yang lebih tinggi daripada diesel berbasis minyak bumi sehingga lebih aman dalam penyimpanan dan pengangkutan. Biodiesel terbakar dengan bersih, dan emisi yang dihasilkan memiliki lebih sedikit polutan termasuk lebih sedikit karbon monoksida, sulfat dan sulfur oksida, hidrokarbon, nitrogen dan partikulat . Rendahnya kadar sulfur yang dikandung biodiesel menurunkan kemungkinan hujan asam yang terjadi. Emisi karbon dioksida yang dihasilkan oleh bahan bakar ini pun relatif lebih rendah sekitar 75% dibandingkan dengan solar lainnya. Biodiesel juga memiliki peningkatan kecil dalam penghematan bahan bakar dan pelumasan unggul dibandingkan dengan diesel yang diturunkan dari fosil, yang dapat mengurangi keausan mesin dan juga dapat bercampur dengan bahan bakar fosil dalam perbandingan berapapun.

           

Kekurangan Biodiesel

            Kandungan energi yang dimiliki oleh biodiesel lebih rendah sekitar 11% dari solar berbahan fosil hewan. Konsekuensinya, bahan bakar ini akan menghasilkan tenaga yang lebih rendah dibandingkan dengan solar umumnya.  Kekurangan lainnya terkait dengan kekuatan proses oksidasi pada bahan bakar ini. Kelemahan pada oksidasi menyebabkan bahan bakar ini lebih bermasalah pada proses penyimpanan. Kecenderungannya, jika disimpan terlalu lama maka bahan bakar ini dapat menyumbat mesin akibat dari pengentalan.Mikroba juga berkemungkinan hidup dalam biodiesel yang dapat menggangu keawetan mesin. Mikroba jenis tertentu dapat mengganggu keawetan dan kinerja mesin dalam kurun waktu jangka panjang. Metil ester asam lemak memburuk dalam kondisi dengan tinggi suhu, sinar matahari, oksigen atau logam non-ferrous

              Menurut Bambang Sudarmanta, Kepala Laboratorium Motor Bakar dan Sistem Pembakaran Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang dilansir dari CNN, B20 merupakan bahan bakar pengganti yang kandungannya sudah mendekati solar.Namun, penggunaan B20 dapat menyebabkan ruang pembakaran lebih kotor dibandingkan solar,B20 juga memiliki viskositas yang lebih tinggi daripada solar  yang cenderung memperlambat atomisasi (proses pembakaran pada mesin). Selain itu, B20 juga dikatakan mengandung gliserin (kotoran yang tidak terbakar) lebih banyak. Tonton Eko, GM Product Development Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) mengatakan, sifat B20 yang lebih kental dan kotor dibanding solar seperti dijelaskan peneliti ITS memengaruhi masa pakai komponen saringan bahan bakar. Lebih jauh dampak serupa bisa terjadi pada injektor alias penyemprot bahan bakar di mesin,hal ini dapat terjadi  karena B20 memiliki sifat deterjen, maka penggunaannya bisa menguras kotoran yang sudah ada sebelumnya di tangki bahan bakar. Akibatnya, kotoran bakal bercampur dengan bahan bakar dan berpotensi masuk ke ruang pembakaran. 

 

 

Gagasan yang Ditawarkan

       Banyaknya permasalahan yang terjadi akibat pemakaian B20 yang dikeluhkan oleh masyarakat diakibatkan kurangnya sosialisasi dari pemerintah mengenai penggunaan B20. Pemerintah seharusnya menggandeng para peneliti dan para pengusaha kendaraan angkutan dalam memutuskan kebijakan penggunaan bahan bakar B20. Dilansir dari detikfinace tertanggal 30 Agustus 2018, masih banyak pengusaha truk yang  masih ragu dalam menggunakan biodiesel sebab kurangnya sosialisasi maupun uji yang jelas terhadap pengaruh biodiesel B20 bagi kendaraan mereka. Kebijakan pemerintah saat ini hanya dianggap sebagai solusi sementara dalam mengurangi impor dan meningkatkan nilai jual kelapa sawit tanpa mempertimbangkan efek bagi kendaraan.

     Pemerintah juga harus berupaya  menjaga kualitas dari B20 yang dihasilkan selama masa pendistribusian dan penyimpanan sehingga kualitas B20 tidak rusak karena biodiesel merupakan produk yang mudah rusak akibat aktifitas bakteri. Kualitas dari B20 sendiri sebaiknya lebih ditingkatkan lagi sehingga mampu meminimalisir kerusakan mesin kendaraan dan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Pemerintah juga harus mampu meningkatkan animo masyarakat untuk beralih dari bahan bakar fosil menuju bahan bakar terbarukan. Pemerintah dapat bekerja sama dengan para designer visual maupun para komikus untuk mengedukasi dan sosialisasi kepada  masyarakat mengenai pentingnya penggunaan bahan bakar terbarukan pada masa sekarang.

 

Penutup

         Kebijakan pemerintah dalam mewajibkan penggunaan campuran solar dan biodiesel 20% atau disebut dengan B20 harusnya diiringi dengan sosialisasi dan pengenalan kepada masyarakat. Bukan hanya pengenalan apa itu B20 melainkan juga kelebihan dan kekurangan B20 bagi kendaraan bermotor sehingga masyarakat dapat mengetahui cara mengantisipasi pengaruh dari bahan bakar B20 terhadap mesin kendaraan nya. Selama ini, pemerintah tidak proaktif dalam sosialisasi yang berujung kepada keengganan masyarakat dalam menggunakan B20. Kebijakan ini juga  diharapkan bukan hanya sebagai solusi sementara dalam mengurangi impor dan meningkatkan nilai jual dari kepala sawit tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan ketahanan energi negara berbasis bahan bakar ramah lingkungan. Jangan sampai kebijakan mewajibkan penggunaan bahan bakar B20 ini menjadi blunder bagi masyarakat dan lingkungan kita alih-alih untuk menyelamatkan devisa negara.

 

Daftar Pustaka

 

Afriadi,Achmad Dwi.2018.Pengusaha Truk Butuh Kepastian Biodiesel 20% Tak Merusak Mesin.Detik Finance. https://finance.detik.com/industri/d-4189424/pengusaha-truk-butuh-kepastian-biodiesel-20-tak-rusak-mesin (Diakses pada tanggal 18 April 2019).

Ardani,F.2018.Bongkar Dampak Biodiesel B20,Risiko Ditanggung Konsumen.CNN. https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20180815092405-384-322379/bongkar-dampak-biodiesel-b20-risiko-ditanggung-konsumen (Diakses pada tanggal 17 April 2019).

Hamdani,T.2018.B20 Dengan Solar Boros mana.Detik Finance. https://finance.detik.com/energi/d-4190192/b20-dengan-solar-biasa-boros-mana (Diakses pada tanggal 18 April 2019).

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Minyak dan Gas.Konsumsi/Penjualan BBM. http://statistik.migas.esdm.go.id/index.php?r=konsumsiBbm/index (Diakses pada tanggal 18 April 2019)

Murni.2010.Kaji Eksperimental Pengaruh Temperatur Biodiesel Minyak Sawit Terhadap Performansi Mesin Diesel Direct Injection Putaran Konstan.Thesis.Program Studi Magister Teknik Mesin.Semarang : Universitas Diponegoro.

Purnomo,Herdaru.2018.Resmi! Aturan B20 Dirilis, Solar Wajib Campur Biodiesel.CNBC. https://www.cnbcindonesia.com/news/20180829105810-4-30721/resmi-aturan-b20-dirilis-solar-wajib-campur-biodiesel (Diakses  pada tanggal 18 April 2019).

S.I Gusti Anom Rai.2018. Pengaruh Penggunaan Jenis Bahan Bakar Solar, Biodiesel dan Dexlite Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Pada Engine Dengan Sistem Common Rail Ford Ranger 3000 cc.Skripsi.Jurusan Teknik Mesin. Samarinda : Politeknik Negeri Samarinda.

PERAN TEKNIK KIMIA DAN INDUSTRI TERHADAP MASA DEPAN KEROSIN

      

       Minyak bumi merupakan salah satu sumber bahan bakar terbesar dunia yang diolah menjadi beberapa fraksi salah satunya adalah kerosin ( minyak tanah ). Kerosin atau disebut parrafin merupakan hasil pengolahan minyak bumi dengan cara destilasi fraksionasi pada suhu 150°C-275°C.

 

       Indonesia merupakan negara yang luas dan memiliki banyak cadangan minyak yang tersebar di berbagai daerah. Terlebih lagi Indonesia memiliki banyak pulau dan berada di garis khatulistiwa sehingga dimungkinkan ekspetasi terhadap cadangan migas banyak ditemukan. Teknologi yang digunakan di Indonesia sudah cukup mahir dalam pengolahan migas. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa Indonesia juga mengimpor kerosin karena kebutuhan bahan bakar semakin meningkat sementara cadangan minyak bumi semakin lama berkurang.

 

       Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tahun 2016 (sumber : www.esdm.go.id/), tercatat investasi tahun 2016 menurun sekitar 29,18% atau sebesar US$ 5.247,97 juta dibandingkan tahun 2015. Indikasi penurunan investasi di bidang industri migas ini sudah terlihat dua tahun terakhir. Mengenai fakta penurunan investasi yang cukup signifikan, diperlukan sejumlah cara alternatif dalam mengolah kebutuhan bahan bakar sebagai upaya penggunaan cadangan migas secara optimal.

 

      Sebagai cara mengoptimalkan penggunaan migas, diperlukan disiplin ilmu teknik kimia dan industri dalam perkembangan kerosin. Sejauh ini, berkat penerapan ilmu teknik kimia dan industri kerosin telah banyak digunakan sebagai bahan bakar dalam keperluan rumah tangga seperti memasak, penerangan, dan pembasmi serangga. Namun kebanyakan orang telah meninggalkan penggunaan kerosin dan menggantikannya dengan bahan bakar yang lebih efektif dalam skala rumah tangga seperti penggunaan LPG sebagai bahan bakar memasak, dan listrik sebagai penerangan. Selain kebutuhan rumah tangga, kerosin saat ini terfokus sebagai penggunaan bahan bakar mesin jet yang disebut avtur. Avtur memiliki kemiripan sifat dengan kerosin yaitu volalitas yang kecil sehingga dapat meminimalisir kemungkinan kekurangan bahan bakar akibat penguapan pada saat pesawat terbang. Menurut ilmugeografi.com, ” Mutu dari avtur ini dinilai dari beberapa aspek seperti kemurniannya, performa pada suhu yang rendah dan model pembakaran pada turbin. Berdasarkan aspek tersebut maka avtur harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan sebelum digunakan seperti titik beku pada suhu maksimal -47 derajat Celcius dan titik nyala minimal pada suhu 38 derajat Celcius. ” 

 

       Penggunaan kerosin sebagai bahan bakar mengalami perkembangan. Selain sebagai bahan bakar kompor, kerosin telah digunakan sebagai pelumas, penggerak diesel listrik, sumber pengolahan pupuk, sebagai bahan poliuretan, sebagai solvent pada industri, bahkan telah dilakukan uji sebagai bahan bakar kendaraan mobil yang sedang dikembangkan di Kediri. Dilansir dari halaman isroi.com, “ Ini merupakan salah satu ide kreatif untuk menyiasati melambungnya harga BBM. Di daerah-daerah seperti Kediri harga minyak tanah masih cukup rendah, yaitu sekitar Rp. 3.300/liter. Bisa dibandingkan dengan harga solar yang Rp. 6000/liter. Hebatnya lagi mobil ini jarang sekali bermasalah. Lampu-lampu masih sangat terang. Suaranya cukup halus, bahkan menurut saya lebih halus daripada suara mobil Panther yang juga bermesin diesel”. ( sumber https://isroi.com/2008/10/20/mobil-berbahan-bakar-minyak-tanah/ )

 

( “Mesin kendaraan mobil yang menggunakan bahan bakar kerosin”

Sumber : https://isroi.com/2008/10/20/mobil-berbahan-bakar-minyak-tanah/ )

 

      Berdasarkan optimalisasi kerosin yang telah dilakukan masyarakat, dapat dilihat bahwa kemajuan kerosin di era teknologi yang serba canggih sudah dilakukan di berbagai daerah secara antusias. Terlebih lagi tuntutan di perkotaan dimana harga BBM yang semakin meningkat membuat masyarakat mulai memperhatikan kembali bahan bakar kerosin yang sudah lama ditinggalkan.

 

        Hambatan terhadap perkembangan kerosin adalah kurangnya pengetahuan dan pembinaan tentang manfaat kerosin. Masyarakat di pedesaan saat ini hanya memanfaatkan kerosin sebagai bahan bakar kompor dan penerangan. Dimana hal ini menjadikan kerosin kurang berkembang di masyarakat pedesaan. Kurangnya sosialisasi pentingnya ilmu teknik kimia dan industri sebagai agen perubahan di masa yang akan datang. Ilmu teknik kimia dan industri sangat penting dalam kemajuan teknologi migas khususnya pada kerosin. Kurangnya dana dan lapangan kerja dalam mengembangkan kerosin sehingga mengurangi intensitas kepedulian masyarakat.

 

       Semakin maju teknologi, tidak menutup peluang terhadap perkembangan migas terutama kerosin yang telah jarang digunakan dengan harga jual yang masih rendah. Teknik kimia dan industri sangat dibutuhkan dalam perkembangan kerosin di masa yang akan datang. Tentu hal ini akan menjadi peluang untuk mengembangkan potensi bangsa, dan dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan bagi lulusan teknik kimia. Diharapkan, aplikasi perkembangan kerosin dapat menjadi salah satu hal yang membawa Indonesia mencapai standar industri 4.0.

 

 

Daftar Pustaka

 

https://isroi.com/2008/10/20/mobil-berbahan-bakar-minyak-tanah/

https://www.esdm.go.id/assets/media/content/content-statistik-minyak-dan-gas-bumi-tahun-2016.pdf

 

 

EKSPLOITASI MINYAK BUMI ATAU ENERGI TERBARUKAN

Indonesia memiliki sumber minyak dan gas bumi yang sangat melimpah, dengan melimpahnya sumber daya yang ada dilakukanlah eksploitasi secara besar – besaran dan dilakukan terus menerus. Dengan teknologi yang ada, kegiatan eksploitasi dapat dilakukan secara terus menerus dan tidak menutup kemungkinan cadangan sumber daya yang ada akan habis. Dalam hal ini banyak sekali efek dari ekspolitasi minyak dan gas bumi seperti rusaknya lingkungan hidup. Saat ini minyak mentah yang sudah menjadi barang yang siap pakai masih sangat diperlukan dalam kehidupan sehari – hari, tetapi perlu diingat bahwa menggunakan sumber daya ini mengakibatkan polusi, dengan jumlah kendaraan yang semakin meningkat penggunaan bahan bakarnya pun akan semakin tinggi, timbulah polusi yang mencemari lingkungan.

Banyak perusahaan pembangkit listrik di Indonesia yang masih memanfaatkan pembakaran batu bara untuk menghasilkan uap yang digunakan untuk menggerakan turbin. Dengan memanfaatkan batu bara akan menghasilkan polutan – polutan yang sangat berbahaya bagi lingkungan seperti SO2(Sulfur Dioksida) , SO3(Sulfur Trioksida), NOX(Nitrogen Oksida), CO(Carbon Monoksida), CO2(Carbon Dioksida) dan fly ash (mengandung logam seperti mercury, timbal, tembaga, arsenic, berilium). Dengan asap yang dihasilkan keluar melalui cerobong yang tinggi, polutan – polutan tersebut terbawa angin dengan radius yang jauh. Polutan ini sangat berbahaya bagi masyarakat disekitarnya karena dapat mengakibatkan gangguan saluran pernafasan bahkan kematian. Pemanfaatan minyak bumi dan batu bara sebagai bahan bakarnya bisa menekan biaya produksi, tetapi akan sangat berbahaya bagi lingkungan.

Eksploitasi minyak bumi di laut yang dilakukan secara terus menerus dapat mencemari laut, minyak yang bocor yang diakaibatkan terjadinya kecocoran saat pengeboran atau kapal yang mengangkut minyak hasil pengeboran mengalami kebocoran, tumpahan minyak terdapat dua jenis yaitu minyak yang larut dalam air dan yang mengapung diatas permukaan laut. Minyak yang mengapung di air laut ini yang berbahaya bagi ekosistem dilaut karena akan mengurahi intensitas cahaya matahari masuk ke bawah laut dan juga membuat laut berwarna hitam.

Perlunya energi terbarukan dalam kegiatan industri untuk menghindari pencemaran yang begitu parah sangat dibutuhkan oleh semua Negara termasuk Indonesia. Adapun energi terbarukan yang bisa kita manfaatkan seperti angin, matahari, panas bumi, biofuel, gelombang air laut. Energi terbarukan dapat digunakan secara terus menerus dan jumlahnya tidak terbatas. Penggunaan energi terbarukan tidak memiliki polutan yang berbahaya bagi lingkungan. Walaupun biaya produksi yang dibutuhkan cukup besar, tetapi dapat digunakan dengan jangan waktu yang sangat lama. Perlunya ketegasan pemerintah untuk mengambil kebijakan untuk mengurangi penggunaan energi tak terbarukan dan membantu dalam hal penggunaan energi terbarukan yang sangat ramah lingkungan.

Bisa kita bayangkan jika Negara ini menggunakan energi terbarukan seperti pembangkit listrik yang menggunakan panas bumi, angin dan matahari. Kendaraan menggunakan bahan bakar listrik dan tidak ada polusi yang dihasilkan, betapa segarnya udara yang kita hirup sehari – hari. Karena banyak hasil ekploitasi minyak bumi yang tidak dilakukan penghijauan kembali, yang berakibat kerusakan lingkungan dan lingkungan tidak bisa digunakan sama sekali karena banyak mengandung senyawa – senyawa beracun bagi tumbuhan dan manusia. Maka dari itu energi terbarukan sangatlah menguntungkan dan merupakan terobosan yang sangat baik dalam dunia indsutri, tinggal bagamaina kita mengubah pikiran setiap pelaku industri yang masih menggunakan energi tak terbarukan menjadi menggunakan energi terbarukan supaya terciptanya udara yang sehat dan masyarakat di seklilingnya pun menjadi lebih produktif karena tidak terganggu oleh polusi.

 

PENGOLAHAN DEBU PASIR MENJADI ENERGI SEBAGAI CADANGAN PENGGANTI ENERGI MINYAK BUMI DAN GAS

PENGOLAHAN DEBU PASIR MENJADI ENERGI SEBAGAI CADANGAN PENGGANTI ENERGI MINYAK BUMI DAN GAS

Muhammad Irvan Feriansyah, Universitas Sriwijaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan

feriansyahirvan2@gmail.com

Lomba Menulis IATEK IMATEK 2019

   Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar makhluk hidup yang mempengaruhi perkembangan kehidupan makhluk hidup baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Lingkungan biotik merupakan berbagai macam benda hidup seperti tumbuhan, hewan, dan manusia. Sedangkan Abiotik merupakan berbagai macam benda mati yang ada disekitar kita contohnya kursi, meja, udara, papan tulis, gedung, dan masih banyak yang lain. Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap kelangsungan hidup manusia. Dengan lingkunganlah kita beradaptasi dan dapat beraktivitas dengan nyaman dalam kehidupan ini. Faktor lingkungan adalah setiap faktor yang berpengaruh pada kehidupan pada suatu organisme dalam proses perkembangannya. Faktor lingkungan dibagi menjadi tiga yaitu yang bersifat fisik, kimiawi, dan biologis. Faktor fisik dan kimiawi merupakan faktor lingkungan yang bersifat non-biologis, contohnya faktor fisik suhu, cahaya, kelembaban, angin, dan lain-lain. Contoh dalam faktor kimiawi yang difokuskan dalam karya ilmiah ini ialah debu pasir.

     Debu pasir merupakan hasil dari proses pemecahan suatu bahan disebabkan oleh kekuatan-kekuatan alami atau mekanisme seperti pengolahan, pelembutan, pengepakan, yang cepat, peledakan dan lain-lain dari bahan organik maupun anorganik misalnya batu, kayu, arang batu, biji logam dan sebagainya yang merupakan partikel yang melayang diudara (Suspended Particulate Matter / SPM) dengan ukuran satu mikron sampai dengan 500 mikron. Secara alamiah partikulat debu dapat dihasilkan dari debu tanah yang kering yang terbawa oleh angin atau berasal dari muntahan letusan gunung berapi. Pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar yang mengandung senyawa karbon akan murni atau bercampur dengan gas-gas organik seperti halnya penggunaan mesin diesel yang tidak terpelihara dengan baik. Partikulat debu melayang (SPM) juga dihasilkan dari pembakaran batu bara yang tidak sempurna sehingga terbentuk aerosol kompleks dari butiran-butiran tar. Dibandingkan dengan pembakaran batu bara, pembakaran minyak dan gas pada umumnya menghasilkan SPM lebih sedikit. Kepadatan kendaraan bermotor dapat menambah asap hitam pada total emisi partikulat debu. Demikian juga pembakaran sampah domestik dan sampah komersial bisa merupakan sumber SPM yang cukup penting. Berbagai proses industri seperti proses penggilingan dan penyemprotan, dapat menyebabkan abu berterbangan di udara, seperti yang juga dihasilkan oleh emisi kendaraan bermotor.

     Debu memiliki berbagai macam yaitu debu organik, biologis, mineral, dan metal. Debu organik merupakan debu yang berasal dari makhluk hidup seperti debu kapur, debu daun-daunan dan lain-lain. Debu biologis merupakan debu yang didalamnya biasa terkandung virus, bakteri, ataupun kista. Lalu debu mineral merupakan debu yang memiliki komposisi senyawa kompleks seperti arang batu, SiO2, SiO3, dan lain-lain. Sedangkan debu metal adalah debu yang didalamnya terkandung unsur-unsur logam seperti Pb, Hg, Cd, dan arsen. Lalu debu memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda-beda antara lain debu fisik (debu tanah, batu, dan mineral), debu kimia (debu organik dan anorganik), debu biologis (virus, bakteri, dan kista), debu eksplosif atau debu yang mudah terbakar (batubara, Pb), debu radioaktif (uranium, tutonium), dan debu inert atau debu yang tidak bereaksi kimia dengan zat lain.

    Partikel debu selain memiliki dampak terhadap kesehatan juga dapat menyebabkan gangguan terhadap lingkungan seperti gangguan aestetik dan fisik seperti terganggunya pemandangan dan pelunturan warna bangunan dan pengotoran, merusak kehidupan tumbuhan yang terjadi akibat adanya penutupan pori-pori tumbuhan sehingga mengganggu jalannya fotosintesis, merubah iklim global regional maupun internasional, mengganggu perhubungan atau penerbangan yang akhirnya mengganggu kegiatan sosial ekonomi di masyarakat. Adapaun dampak kesehatan yang disebabkan debu yaitu timbulnya iritasi pada mata, alergi, gangguan pernafasan, dan kanker pada paru-paru. Efek debu terhadap kesehatan sangat tergantung pada solubity (mudah larut), komposisi kimia, konsentrasi debu, dan ukuran partikel debu tersebut. Oleh karena itu kita perlu bertindak agar menghindari dari dampak-dampaknya debu.

     Cara pengendalian debu yaitu proses pengurangan emisi debu dengan menggunakan prinsip-prinsip engineering. Sistem kontrol yang dirancang dengan baik dan dioperasikan dengan baik juga akan dapat mengurangi emisi debu sehingga mengurangi paparan debu berbahaya bagi pekerja. Pengendalian debu juga dapat mengurangi kerusakan mesin, perawatan downtime, penglihatan yang baik (bersih) dan meningkatkan moral dan semangat kerja para pekerja. Ada tiga sistem dalam pengendalian paparan debu yaitu pencegahan, sistem kontrol, dan dilusi atau isolasi. Pencegahan terjadinya debu di area kerja juga dapat diterapkan. Meskipun dalam proses produksi yang massal, dimana bahan baku atau produk yang digunakan menghasilkan debu, maka tentu saja sistem pencegahan hampir tidak mungkin dilakukan. Namun jika proses tersebut dirancang secara baik untik meminimalkan debu, misalnya dengan menggunakan sistem penanganan yang tidak menimbulkan debu, maka emisi debu dapat dikurangi.

     Setelah semua usaha pencegahan dilakukan secara maksimal, dan jika masih terdapat debu dari proses tersebut, maka barulah dilakukan pengendalian atau pengontrolan terhadap debu tersebut. Beberapa teknik pengendalian yang dapat dilakukan adalah seperti Dust Collection Systems, sistem Wet Dust Suppression Systems, dan Airborne Dust Capture Through Water Sprays. Dust Collection Systems menggunakan prinsip ventilasi untuk menangkap debu dari sumbernya. Debu disedot dari udara dengan menggunakan pompa dan dialirkan kedalam dust collector, kemudian udara bersih dialirkan keluar. Teknik Wet Dust Suppression Systems menggunakan cairan (yang banyak digunakan adalah air, tapi bisa juga bahan kimia yang mengikat debu). Untuk membasahi bahan yang bisa menghasilkan debu tersebut sehingga bahan tersebut tidak cenderung menghasilkan debu. Lalu teknik Airborne Dust Capture Through Water Sprays yaitu menyemprot debu-debu yang timbul pada saat proses dengan menggunakan air atau bahan kimia pengikat, semprotan harus membentuk partikel cairan yang kecil (droplet) sehingga bisa menyebar diudara dan mengikat debu yang beterbangan membentuk agglomerates sehingga turun kebawah. Sedangkan Dilution Ventilation merupakan teknik untuk mengurangi konsentrasi debu yang ada di udara dengan mendilusi udara berdebu dengan udara tidak berdebu atau bersih. Secara umum sistem ini masih kurang baik untuk kesehatan karena debu pada dasarnya masih terdapat diudara , akan tetapi sistem ini bisa digunakan jika sistem lain tidak diizinkan untuk digunakan.Teknik yang terakhir ialah Isolationyang merupakan teknik dengan cara memisahkan pekerja dengan udara yang terkontaminasi, pemisahan bisa dilakukan dengan mengisolasi pekerja kemudian di suplai dengan udara bersih dari luar.

     Debu udara dianggap aerosol dan bisa memiliki tenaga radiasi lokal yang kuat di atmosfer dan berpengaruh pada iklim. Lalu debu memiliki manfaat yaitu dapat menurunkan hujan atau salju. Saat uap air diudara mencapai titik jenuh, maka uap air tersebut memerlukan debu didalam udara untuk bergabung membentuk air hujan. Debu juga bermanfaat untuk menghalangi sinar matahari langsung sehingga makhluk hidup dibumi ini tidak akan kekeringan karena tersengat sinar matahari yang terlalu kuat. Debu ini juga bermanfaat dalam memantulkan sinar matahari, tanpa debu sinar matahari tidak akan dapat menerangi rumah-rumah pada siang hari karena sinar matahari hanya menyorot ke satu arah saja, kemudian dipantulkan oleh debu. Dengan kita melihat ini maka dapat kita pikirkan bahwa kebanyakan debu mengalami kontak panas dalam penciptaannya. Hal ini dapat kita pikirkan langsung bahwa debu bisa dimanfaatkan menjadi sumber energi baru dalam pengolahannya. Akan tetapi jika kita tinjau lagi lebih dalam bahwa debu memiliki unsur karbon,uranium dan merkuri. Dapat kita lihat bahwa jika debu tersebut banyak terkena matahari maka debu tersebut banyak mengandung merkuri dan bisa juga terdapat unsur uranium. Lalu pada saat terjadi pembakaran atau ledakan dari letusan gunung merapi atau dari peristiwa lain maka debu tersebut memiliki komposisi unsur karbon. Unsur-unsur ini dapat kita olah atau kita manfaatkan untuk menjadi bahan bakar baru untuk energi kita di bumi. Akan tetapi kemungkinan energi ini masuk dalam energi nuklir karena debu memiliki tenaga radiasi lokal yang kuat. Jika energi ini sudah berhubungan dengan radiasi, maka sudah dipastikan bahwa ini merupakan energi radioaktif atau yang sering kita sebut sebagai energi nuklir. Pada prinsipnya pembuatan tenaga nuklir adalah dengan melakukan pemanfaatan reaksi nuklir. Dengan kata lain debu dapat diolah untuk dijadikan pemanfaatan dalam reaksi nuklir dengan menggunakan unsur-unsur yang terdapat dalam debu tersebut yang nantinya akan diproses dan diteliti reaksi yang terjadi ketika debu tersebut dicampurkan dengan senyawa lain untuk membentuk suatu panas yang dapat dijadikan sebagai tenaga nuklir. Dengan semakin banyak nya kita menemukan pengolahan debu ini yang lebih dalam maka dunia kita juga dapat lebih bersih dalam mengolah debu tersebut menjadi energi karena nantinya debu akan dianggap partikel penting dan sangat berperan untuk sebagai cadangan energi dimasa yang akan datang.

 


 

DAFTAR PUSTAKA

Ferry.2012.Makalah Tentang Partikel Debu. Diambil dari: http://ferryngongo .blogspot.co.id/2012/10/makalah–tentang-partikel-        debu.html?m=1. (Diakses tanggal 19 April 2019)

HSP. 2011.Mengenal Debu (Dust) dan Pengendaliannya (Dust Control). Diambil dari: http://healthsafetyprotect.com/mengenal-debu-dan-pengendaliannya-dust-control/. (Diakses tanggal 19 April 2019).

Jeffry.2017.Makalah Tentang Partikel Debu. Diambil dari: https://www.scribd.com /mobile/document/368017050/313907330-Makalah-Tentang-Partikel-Debu-pdf#. (Diakses tanggal 19 April 2019)

.2012.Lingkungan Hidup Pengertian Lingkungan. Diambil dari: http://nirmawati-nirmawati.blogspot.co.id/2012/02/lingkungzn-hidupengertian-lingkungan.html?m=1. (Diakses tanggal 19 April 2019).

Putri, Harmin Adijaya Putri.2015.Pola Dispersi Debu (Meteorologi Lingkungan). Diambil dari: https://mineminecute.wordpress.com/2015/25/pola-dispersi-debu-meteorologi-lingkungan/amp/. (Diakses tanggal 19 April 2019)

Risman,Muh..2016.Faktor Lingkungan Dalam Ekologi Tumbuhan. Diambil dari: https://rismanbiologifungi.blogspot.co.id/2016/08/faktor-lingkungan-dalam-ekologi-tumbuhan.html?m=1. (Diakses tanggal 19 April 2019)

Wilardjo, L.2003.Pasir Sebagai Sumber Energi. Diambil dari: http://sebelahmata1 .blogspot. co.id/2012/06/manfaat-debu.html?m=0. (Diakses tanggal 19 April 2019).

 

BIOFUEL SEBAGAI SOLUSI KRISIS ENERGI DI INDONESIA

 Indonesia merupakan negara dengan cadangan minyak bumi relatif besar, tak heran jika banyaknya cadangan minyak bumi membuat nilai ekspor minyak bumi di Indonesia tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik jumlah minyak bumi yang di ekspor dari Indonesia ke beberapa negara tujuan utama pernah menyentuh angka tertinggi sebesar 32.857 ribu ton dengan nilai Free On Board (FOB) sebesar 5.714,7 juta US Dollar pada tahun 2004. Semakin bertambahnya tahun membuat nilai ekspor minyak bumi Indonesia terus berkurang, data terbaru dari Badan Pusat Statistik menunjukkan angka ekspor minyak bumi di Indonesia sebesar 13.570,7 ribu ton dengan nilai Free On Board (FOB) sebesar 5.354,9 juta US Dollar pada tahun 2017. Ini disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya adalah tingginya permintaan minyak bumi yang mengakibatkan menipisnya cadangan minyak bumi.

Produk-produk yang dihasilkan dari fraksionasi minyak bumi yaitu gas, nafta, gasolin (bensin), kerosin, solar, pelumas, dan residu. Produk yang paling sering digunakan oleh masyarakat umum sebagai kebutuhan sehari-hari adalah gasolin  (bensin) dan solar, kedua produk ini adalah Bahan Bakar Minyak (BBM) yang digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor yang digunakan untuk kebutuhan transportasi.

Namun, seiring bergantinya tahun dan banyaknya jumlah kendaran pribadi di Indonesia membuat produksi BBM tak mencukupi dengan kebutuhan masyarakat, akibatnya persediaan BBM semakin menipis dan harganya yang relatif tinggi. Tak jarang jika ada beberapa SPBU di beberapa tempat kehabisan stok BBM dan efeknya berimbas ke masyarakat yang kesulitan untuk mencari dan membeli BBM untuk kebutuhan transportasi sebagai penunjang perekonomian mereka. Hal ini sangat tidak menguntungkan.

Pemerintah melakukan berbagai macam usaha untuk mencukupi kebutuhan BBM di Indonesia namun usaha tersebut tidak efektif untuk menutupi keterbatasan kesediaan BBM untuk didistribusikan, salah satunya adalah mengadakan BBM bersubsidi, (Ayuningtias, 2013) berpendapat bahwa Upaya pemerintah untuk menekan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sejauh ini hanya bersifat tambal sulam. Pemerintah kurang kreatif dalam upaya menurunkan besaran subsidi BBM dan pemerintah harus  membuka kembali opsi kenaikan harga BBM bersubsidi. Pemberian dana subsidi BBM selama ini tidak tepat sasaran.

Dari permasalahan diatas, ada beberapa alternatif lain untuk mecukupi kebutuhan BBM bagi masyarakat dan alternatif ini berpotensi untuk menggantikan BBM dari minyak bumi jika cadangan minyak bumi di Indonesia semakin menipis dan cenderung tidak dapat diproduksi lagi. Salah satu Alternatif ini bernama Biofuel atau Bahan Bakar Nabati (BBN). Bahan Bakar Nabati (BBN) merupakan sumber energi yang paling menjanjikan sebagai substitusi BBM fosil. oleh karena itu biofuel sering disebut pula energi hijau karena asal-usul dan emisinya yang bersifat ramah lingkungan dan tidak menyebabkan peningkatan pemanasan global secara signifikan (Wijaya, 2017). Produk-produk yang dihasilkan dari Biofuel yang menjadi alternatif pengganti BBM biasa adalah Biodiesel dan Biogasolin.

Biodiesel didefinisikan sebagai monoalkil ester dari rantai panjang asam lemak yang diturunkan dari sumber yang dapat diperbaharui seperti minyak nabati dan hewani, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Bahan-bahan mentah untuk pembuatan biodiesel merupakan trigliserida-trigliserida, bahan mentah pembuatan biodiesel adalah asam-asam lemak yang merupakan produk samping industri pemurnian (refining) lemak dan minyak-lemak. Minyak dan lemak merupakan trigliserida, karena minyak dan lemak membentuk ester dari 3 molekul asam lemak yang terikat pada gliserol.

Biogasolin merupakan gasoline yang dibuat dari lemak atau minyak. Proses pembuatan biogasolin umumnya dilakukan dengan menggunakan metode hidrorengkah (hydrocracking). Rekasi hidrorengkah merupakan reaksi hidrogenasi pada proses katalitik dimana di dalam prosesnya memerlukan suatu katalis untuk mengikat hidrogen. Katalis yang digunakan dalam hidrorengkah harus memiliki 2 fungsi, situs asam mengkatalisis reaksi perengkahan dan situs logam mengkatalisis hidrogenasi. Kehadiran logam transisi pada material padatan seperti zeolit akan meningkatkan situs asam Lewis. Situs ini akan menangkap atom H dari gas hidrogen yang akan ditransfer pada senyawa yang akan direngkah. Selanjutnya atom H tersebut akan tersubstitusi pada senyawa hidrokarbon yang telah direngkah pada situs asam Bronsted pada katalis. Reaksi perengkahan pada ikatan C-C dengan pembentukan karbokation (karbenium dan karbonium ion) dikatalis suatu asam Bronsted dan situs asam Lewis pada padatan asam seperti SiO2 dan Al2O3 ataupun bentonit. Pada proses sintesis biogasolin dari trigliserida biasanya tidak dihasilkan produk tunggal, namun ada beberapa produk fraksi berat yang ikut dalam hasil. Dengan menggunakan teknik distilasi fraksinasi maka produk ringan (biogasolin) dapat dipisahkan dari campuran (Wijaya,2017).

kehadiran Biodiesel dan Biogasolin tentu menjadi angin segar bagi masyarakat. Krisis energi yang disebabkan oleh kurangnya pasokan BBM dari minyak bumi membuat masyarakat menjadi kesulitan untuk memenuhi kebutuhan transportasi kini dapat diatasi dengan adanya produk dari Biofuel ini. Saat ini Biofuel telah digunakan di berbagai negara, industri Biofuel tersebar di Eropa, Amerika dan Asia. India, misalnya mengembangkan biodiesel dari tanaman jarak pagar (Jatropha). Kebanyakan biofuel dipakai untuk transportasi otomotif. India mentargetkan penggunaan 5% bioetanol sebagai bahan bakar transportasi, sementara cina sebagai prodesen utama etanol di Asia mentargetkan 15% bioetanol sebagai bahan bakar transportasinya pada tahun 2010. Biofuel dapat diproduksi dari sumber-sumber karbon dan dapat diproduksi dengan cepat dari biomassa. Sebagai Negara agraris, Indonesia sangat potensial mengembangkan industri biofuel nya sendiri. Pertama, bahan baku berupa tanaman energi tersebar di seluruh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Produksi tanaman energi  dari tahun ke tahun juga cenderung meningkat sehingga kita tidak perlu kawatir kekurangan sumber energi nabati ini (Wijaya, 2011).

Biofuel memiliki keunggulan dibandingkan dengan BBM dari minyak bumi, diantaranya adalah biaya produksi lebih rendah, emisi pembakaran yang lebih ringan dibandingkan BBM dari minyak bumi sehingga gas yang dikeluarkan lebih bersih dan lebih ramah lingkungan, serta harga jualnya yang sedikit lebih murah, Kini penjualan Biofuel di Indonesia sudah dilaksanakan, meskipun penjualannya saat ini belum mencapai target maksimal, Biofuel ini sangat berpotensi untuk memenuhi kebutuhan transportasi bagi masyarakat di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Ayuningtias, R., Murti, T. 2013. Pemerintah Kurang Kreatif Kendalikan Konsumsi BBM. https://id.beritasatu.com/energy/pemerintah-kurang-kreatif-kendalikan-konsumsi-bbm/74732.
  2. Badan Pusat statistik. 2019. Ekspor Minyak Bumi Mentah Menurut Negara Tujuan Utama 2000-2017. https://www.bps.go.id/statictable/2014/09/08/1011/ekspor-minyak-bumi-mentah-menurut-negara-tujuan-utama-2000-2017.html
  3. Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi. Konsumsi / Penjualan BBM : http://statistik.migas.esdm.go.id/index.php?r=konsumsiBbm/index
  4. Wijaya, K. 2011. Biofuel dari Biomassa. https://pse.ugm.ac.id/biofuel-dari-biomassa/. Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta
  5. Wijaya, K. 2017. Peran Riset Biofuel Sebagai Energi Baru dan Terbarukan untuk Penguatan Literasi Kimia di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY 2017 : Yogyakarta

 

 

 

Kebocoran Pada Pengeboran Minyak Bumi

KEBOCORAN PADA PENGEBORAN MINYAK BUMI

      Berdasarkan teori, minyak bumi terbentuk dari proses pelapukan jasad renik (mikroorganisme) yang terkubur di bawah tanah sejak berjuta-juta tahun yang lalu. Dimana dua ratus juta yang lalu bumi lebih panas dibandingkan sekarang. Laut yang didiami jasad renik berkulit keras sangat banyak jumlahnya jika jasad renik itu mati, kemudian membusuk sehingga jumlahnya makin lama makin menumpuk, kemudian tertutup oleh sedimen, endapan dari sungai, atau batuan-batuan yang berasal dari pergeseran bumi. Di sini kemudian terjadi pembusukan oleh bakteri anaerob, dan akibat pada tekanan tinggi sedimen, maka setelah berjuta-juta tahun terbentuklah minyak bumi dan gas alam tersebut.Karena proses pembentukan minyak bumi memerlukan waktu yang lama, maka minyak bumi digunakan pada sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable). (Menurut Fatihan,2006).

      Hasil pengolahan minyak bumi  dapat dimanfaatkan di bidang industri untuk memproduksi beberapa produk kimia seperti cat minyak, cat dinding, cat mobil dan cat kayu. Minyak bumi juga dimanfaatkan untuk menghasilkan polimer yang digunakan di industri plastik. Manusia sangat bergantung dengan plastik  dalam kehidupan sehari-hari sebagai tempat untuk meletakkan benda.

      Dilansir dari berita www.BBC.com, sejak tahun 1850 kita telah memanfaatkan lebih dari 135 milyar ton minyak bumi, dan akan terus bertambah di kemudian hari. Di sisi lain, persediaan minyak bumi semakin lama semakin berkurang. Hal tersebut mencerminkan seberapa penting minyak bumi berperan dalam kehidupan kita. Sumber minyak bumi dapat ditemukan di bawah permukaan yang berbentuk kubah biasanya di darat (yang dulunya lautan) atau di lepas pantai, setelah itu dilakukan pengeboran dengan cara menanam jalur pipa di dasar laut dan memompa minyak tersebut ke daratan atau dengan cara lainnya yakni membuat anjungan di minyak bumi dan selanjutnya dibawa oleh kapal tanker menuju daratan.

    Namun, pada praktiknya, saat dilakukan pengeboran pada  tempat pengeboran dan kilang minyak sangat rawan terjadinya kebocoran sehingga dapat menyebabkan ledakan dan menimbulkan kebakaran besar. Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kebocoran seperti :

  1. Pengeboran yang tidak sesuai dengan prosedur (illegal)

Prosedur yang baik tentu memiliki kriteria tertentu dengan standarnya masing-masing. Namun pada kenyataannya,ada beberapa pihak tidak mengikuti kriteria tersebut. Dilansir dari  www.ekonomi.bisnis.com  , banyak yang menggunakan peralatan yang tidak sesuai standar, penggunaan peralatan advance di luar persetujuan Pertamina EP, menambah koordinat pengeboran, penyimpangan delivery order, dan penyerahan minyak ke pihak selain negara.

  1. Pipa terhantam benda keras dan bencana alam

Gangguan dari luar ataupun terjadinya bencana alam dapat mempengaruhi tanah yang ada di bawah permukaan. Maka dari itu, pipa yang digunakan untuk pengeboran minyak bumi haruslah sesuai dengan standar yang ada, sehingga ketika terjadi gangguan dari luar terhadap pipa diharapkan pipa tersebut dapat tahan terhadap kebocoran ataupun kerusakan lainnya.

  1. Kesalahan manusia (human error)

Teknisi yang ada harus paham dengan mekanisme pengeboran. Terutama dalam menentukan titik pengeboran yang tepat sehingga tidak merusak struktur di bawah permukaan tanah dimana ada tidaknya bahan yang berbahaya.

     Berkaitan dengan hal tersebut, kita dapat mengetahui bahwa pengeboran minyak bumi sangat rentan akan terjadinya kebocoran. Maka dari itu, agar  berjalan dengan lancar tanpa mencemari lingkungan dan merugikan orang banyak, ada beberapa aspek yang harus dilakukan terhadap pengeboran minyak bumi yaitu :

  1. Memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada para pekerja

Penyuluhan sangatlah penting diberikan kepada para pekerja, terutama yang baru mengenal bidang yang bersangkutan. Sehingga para pekerja tersebut mendapatkan bekal berupa teori yang berhubungan dengan pengeboran minyak bumi tersebut. Selanjutnya praktiknya dilakukan pada pelatihan dasar, hal ini diharapkan agar para peserta tidak gugup ketika melakukan pekerjaan tersebut dan dapat terbiasa dengan hal yang bersangkutan.

  1. Meningkatkan peraturan sesuai dengan SOP yang ada dan ketentuan yang berlaku.

SOP atau Standard Operating Procedure menjadi suatu petunjuk dan acuan untuk setiap pekerjaan yang ada. Logikanya, pekerjaan akan maksimal jika mengikuti SOP tersebut. Maka dari itu, SOP wajib dipatuhi. Namun, kenyataan di lapangan, banyak SOP yang diturunkan standarnya atau bahkan sengaja di lewatkan, sehingga pengeboran pada pipa minyak bumi sangat rentan terjadi. Selain itu, pipa yang digunakan untuk pengeboran juga harus sesuai dengan standar yang ada, yakni menggunakan standar American Petroleum Institute (API). Seperti besi yang digunakan tidak boleh berkarat, dan lain sebagainya. Hal ini tentu sangat disayangkan. Memang tujuannya untuk menghemat ataupun ada unsur korupsi, tetapi pada akhirnya akan sangat merugikan bila terjadi kebocoran di pipa tersebut.

  1. Terlibatnya pemerintah dalam pengawasan dan pemeriksaan terkait pengeboran yang ada.

Sesuai dengan aturan yang berlaku, pemeriksaan operasional pipa dilakukan setiap lima tahun sekali. Tentunya pemerintah dan pihak yang memegang aset minyak bumi tersebut haruslah saling berkoordinasi, baik itu pihak yang memegang aset minyak bumi rutin dalam melapor kepada pemerintah dan juga sebaliknya, pemerintah rutin mengecek kenyataan di lapangan. Jangan sampai tidak ada sinkronisasi di dalamnya, sehingga pada akhirnya kebocoran pipa dapat dicegah dan diminimalisir.

     Manusia pada dasarnya sangat bergantung pada penggunaan minyak bumi. Contohnya dalam kehidupan sehari-hari yakni, pada saat kita memasak dengan LPG sebagai bahan bakar untuk kompor. Adapun contoh lainnya pada saat kita berpergian menuju suatu tempat menggunakan transportasi, dengan minyak bumi sebagai bahan bakar transportasi tersebut dan bahkan aspal, tempat dimana transportasi tersebut berjalan, juga merupakan hasil residu dari pengolahan minyak bumi juga. Dengan kata lain, minyak bumi sangat susah untuk dipisahkan dari kehidupan manusia. Maka dari itu, sangat disayangkan apabila terjadi kebocoran pipa terhadap minyak bumi. Tentunya, jika kita bersama-sama mengingat pentingnya minyak bumi, maka pasti tidak akan ada pelanggaran yang terjadi dan kebocoran minyak bumi akan dapat diminimalisir atau bahkan diatasi.

Profil Lidia Ahmad : Kerja Dengan Hati, Harus Open Mind

0

Jumlah perempuan yang berkarier di industri migas belum banyak. Salah satunya Lidia Ahmad.  Hingga kini, alumnus Jurusan Teknik Kimia (JTK) Unsri angkatan 87 itu sudah 25 tahun berkiprah di bidang perminyakan.

Dunia perminyakan memang didominasi laki-laki. Namun, pekerja perempuan mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkarir.

Kerja harus dari hati , dan open untuk semua posisi dan jadi tantangan sebagai pemicu motivasi. Develop network,” ujar Lidia.

Jika ingin maju, terangnya, seseorang harus percaya diri, fokus, dan selalu mau belajar. “Kita pun harus open mind,” katanya. Jadi, dengan berpikir terbuka, tak hanya ilmu dipekerjaan yang dipelajari. Tapi juga bisa melihat situasi di sekitar .

Prinsip itulah yang diterapkannya sehingga bisa puluhan tahun berkarir di bidang perminyakan. Saat ini, Lidia masih aktif bekerja di BP (British Petroleum) Tangguh Operation, salah satu perusahaan asing terbesar di Indonesia.

LIDIA AHMAD – Engineering Manager BP Tangguh Operasi

Perjalanan karir Lidia terbilang unik. Dari seorang insinyur lingkungan hingga akhirnya dipercaya menjabat Engineering Manager di BP Tangguh Operasi.

Profil Lidia Ahmad

Diceritakan, karirnya dimulai sebagai konsultan lingkungan di Dames & Moore-URS, keduanya terdaftar di NYSE. Disana ia bergabung selama sepuluh tahun mulai 1991-2001. Lidia mendapatkan Beasiswa untuk Monash University di Australia dan gelar MBA pada tahun 1999. Juga beasiswa pertambangan dan lingkungan ke Swedia pada tahun 2000. Termasuk menerima penghargaan ARCO untuk mengelola operasi sebagai bagian dari program MBA.

Saat awal bergabung dengan BP Tangguh Operation pada 2001, Lidia memulainya sebagai insinyur. Tugasnya mengkoordinasikan penelitian ESIA terpadu kompleks LNG Tangguh kereta 1 & 2. Kemudian dipromosikan menjadi manajer lingkungan. Ia lantas dipercaya menjabat Direktur Lingkungan, Kepatuhan Peraturan dan Risiko untuk Asia Pasifik Daerah (AsPac) pada periode 2010-2014.

 

{loadposition inside}

 

Lalu pada pertengahan 2014, Lidia sempat bergabung dengan Venture VICO Indonesia. Nah, pada kuartal keempat (Q4) 2015, ia kembali ke BP Tangguh Operasi.

Di 2016, dirinya mendapatkan tugas baru sebagai pemimpin tim dukungan teknik area untuk Operasi Tangguh.

“Pekerjaannya sangat menantang,” ungkap Lidia. Ia memastikan menjalankan operasi berjalan aman dan efisien. Kinerjanya yang baik diapresiasi pihak perusahaan. Lidia diganjar kenaikan jabatan. Pada 1 Juli 2018 lalu, dirinya dipromosikan menjadi Engineering Manager BP Tangguh Operasi. Ini menjadikannya manajer teknik perempuan pertama di BP AsPac. (*)

 

Sumber : Majalah Kemika Sriwijaya Edisi Kedua, Februari 2019

 

Kajian Penyediaan Air Bersih Di Kecamatan Betara Tanjung Jabung Barat Dengan Metode Fenton

Kajian Penyediaan Air Bersih Di Kecamatan Betara Tanjung  Jabung Barat Dengan Metode Fenton

 

                                                             BAB I

                                                     PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang

          Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber daya air, air adalah semua air yang terdapat pada diatas ataupun dibawah permukaan tanah termasuk dalam pengertiaan ini air permukaan air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat.

          Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Bram Itam, adalah salah satu wilayah yang menghasilkan air gambut, penyediaan air bersih disana guna meningkatakan kualitas air bersih guna meningkatkan kehidupan masyarakat.

         Air gambut berwarna kecoklatan karena kandungan zat organik yang tinggi. Zat organik alami (Natural Organik Matter, NOM) yang terdapat dalam air gambut akan memberikan estetika yang kurang baik pada warna, rasa dan bau air. Natural Organik Matter (NOM) dapat mengganggu selama proses pengolahan air yaitu terbentuknya produk samping berupa senyawa trihalometan (THM) yang bersifat karsinogenik yang dihasilkan dari reaksi antara senyawa organik dengan desinfeksi klorin .

Sumber: Hasil Pengamatan, 2019

1.2     Tujuan

          Tujuan kajian ini adalah memberikan solusi masyarakat tanjung jabung barat mengolah air gambut untuk kehidupan sehari-hari.

 

                                                                  BAB II

                                                  HASIL DAN PEMBAHASAN

          Penyediaan air bersih di tanjung jabung barat sangat sulit karena air yang coklat, perlunya dilakukan kajian tentang pengolahan air gambut dengan metode AOPs ( Fenton).

Sumber: Hasil Pengamatan, 2019

              Metode fenton adalah metode oksidasi lanjut yang menggunakan FeSO47H2O dan H2O2 (hydrogen peroksida) dan bisa mengurangi zat warna (agustina, 2016). Gambut memiliki pH 3-5 yang cocok untuk metode fenton sehingga tidak perlu penambahan H2SO4  sehingga aman bagi lingkungan, pengaplikasikan metode Fenton dilapangan sangat mudah, murah dan cepat karena karakteristik gambut banyak terdapat zat organik dam  mirip sama dengan lindi (adriansyah,et al, 2019 ). Perlunya kajian lebih lanjut sehingga masyarakat tanjung jabung barat bisa menggunakan air gambut sebagai air bersih.

Berikut adalah contoh reaktor pengolahan air gambut

2.1     Prosedur Pembuatan Alat

         Instalasi pengolahanan gambut ini terdiri dari 1 buah bak fiber dengan kapasitas 100 liter, 1 buah kotak, 1 buah drum plastik dengan kapasitas 120 lt  dan 2 buah kolom filter yang  terbuat dari pipa PVC dengan diameter 5 inci dengan tinggi 70 cm. Bak penampung awal yang digunakan terbuat dari bahan fiber yang memiliki volume 100 liter. Bak penampung awal berfungsi sebagai tempat untuk mengatur debit dan karakteristik air yang akan masuk.

         Pada bak penampung awal dilakukan dengan memasukan gambut yang telah dipersiapkan. kotak  yang digunakan terbuat dari drum  dengan dimensi panjang 40 cm, lebar 30 cm dan tinggi 20 cm.

         Bak sedimentasi yang digunakan terbuat dari bahan fiber yang memiliki Volume 120 liter dengan Panjang 40 cm, lebar 35 cm dan tinggi 95 cm. Pada bagian inlet terdapat baffle yang terbuat dari pipa PVC dengan diameter 12,7 cm sepanjang 60 cm sedangkan pada bagian outlet terdapat baffle yang terbuat dari pipa PVC dengan diameter l2,7 cm sepanjang 30 cm.

2.2      Implementasi dan cara kerja karya

2.2.1   Cara kerja alat

           Air baku atau air gambut diolah deng metode Fenton, masukan air yang sudah dicampur tadi ke dalam bak penampung awal  dan diaduk di alirkan ketika sudah  60 menit pengadukan, Setelah itu filtrasi air dialirkan ke bak penampung akhir.

 

2.2.1   Penerapan

           Untuk membantu masyarakat yang krisis air bersih, salah satunya di wilayah pesisir provinsi jambi.

 

2.3    Analisis SWOT

        Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategisyang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengthsweaknessesopportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

Tabel 2.1 Analisis SWOT

Kekuatan (strengths)

 

Dapat memanfaatkan metode Fenton, untuk mengolah air gambut

 

Kelemahan (weaknesses)

 

Belum banyak digunakan oleh masyarakat karena belum diterapkan ke masyarakat pesisir jambi

 

Peluang (opportunities)

 

Bisa digunakan sebagai alternative murah untuk penjernih air di masyarakat pesisir jambi . dalam proses pembuatan juga tidak sulit

 

Tantangan (threats)

 

Proses penerapan dan perkembangan di masyarakat sangat kurang , perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat

 

 

                                                               BAB III

                                                             PENUTUP

3.1    Kesimpulan:

        Air gambut berwarna kecoklatan karena kandungan zat organik yang tinggi. Zat organik alami (natural organik matter, NOM) yang terdapat dalam air gambut akan memberikan estetika yang kurang baik pada warna, rasa dan bau air. Zat organik alami dapat dihilangkan melalui beberapa proses pengolahan. Seperti melalui metode Fenton, metode Fenton mudah digunakan dan sangat mudah di aplikasikan

 

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, T.E., 2016 Teknologi Pengolahan LImbah Cair Dengan Metode Oksidasi Lanjutan, Unsri Press, Palembang

Adriansyah, E, Agustina, T.E., dan Arita, S., 2019 Pengolahan Lindi TPA Talang Gulo Kota Jambi Dengan Metode Fenton Dan          Adsorpsi, Jurnal Indonesian Journal oF Fundamental And Applied Chemistery, No 1 Vol 4, February, 2019, hal 20-24

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber daya air.

PENGELOLAAN BANK SAMPAH BANGKITKU DI KOTA JAMBI

PENGELOLAAN BANK SAMPAH BANGKITKU DI KOTA JAMBI

 

                                                                   BAB I

                                                           PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang.

       Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah beserta Peraturan Pemerintah No.81 Tahun 2012 mengamanatkan perlunya perubahan paradigma yang mendasar dalam pengelolaan sampah yaitu dari paradigma kumpul–angkut–buang menjadi pengolahan yang bertumpu pada pengurangan sampah dan penanganan sampah. Kegiatan pengurangan sampah bermakna agar seluruh lapisan pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat luas melaksanakan kegiatan pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang dan pemanfaatan kembali sampah atau yang lebih dikenal dengan sebutan Reduce, Reuse dan Recycle (3R) melalui upaya-upaya cerdas, efisien dan terprogram  (Damanhuri, 2010).

        Untuk mengurangi volume sampah dan menjadikan sampah tersebut menghasilkan nilai rupiah maka harus dikelola oleh masyarakat melalui program bank sampah. Bank sampah Bangkitku masuk salah satu bank sampah dalam penilaian adipura. pada bank sampah Bangkitku, masyarakat menabung dalam bentuk sampah yang sudah dikelompokkan sesuai jenisnya. Mereka juga mendapatkan sejenis nomor rekening dan buku tabungan. Pada buku mereka tertera nilai rupiah tabungan, dan mereka cukup membawa sampah dan bisa mendapatkan uang.

1.2    Tujuan

     Tujuan pembangunan Bank Sampah Bangkitku Di kota jambi ini adalah strategi untuk mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari sampah dan mengurangi pencemaran lingkungan khususnya sampah sehingga manfaat langsung yang dirasakan tidak hanya ekonomi, namun pembangunan lingkungan yang bersih, hijau dan sehat. Dari uraian latar belakang diatas penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian mengenai pengelolaan daur ulang sampah di bank sampah bangkitku kota jambi.

 

                                            

                                                             BAB II

                                            HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan data wawancara dan data sekunder yang didapat langsung di lapangan

2.1     Mekanisme Pengelolaan Sampah Di Bank Sampah Bangkitku

2.1.1  Pengolahan Sampah

          Pengolahan sampah di bank sampah Bangkitku jambi terbagi menjadi tiga yaitu :

  1.  Pengolahan Sampah Organik

       Pengolahan sampah organik di bank sampah Bangkitku yaitu dengan proses pembuatan kompos ‘Takakura’’.’Takakura” adalah salah satu metode pengomposan skala rumah tangga. Metode ini tidak memerlukan lahan yang luas dan kapasitasnya cocok dengan volume sampah organik rumah tangga sehari-harinya. Dengan metode ini, sampah organik rumah tangga dapat dikelola dengan mudah, tidak menimbulkan bau, tidak menyita banyak waktu dalam pemrosesannya dan hasilnya langsung dimanfaatkan dan dijual, pengomposan ini hanya sampah kering dari pemilik bank sampah, bukan dari nasabah bank sampah


Gambar 2.1 Pengomposan Takakura

 

      2.Pengolahan sampah Anorganik

     Pengolahan sampah anorganik di bank sampah Bangkitku dengan menggunakan mesin pencacah plastik, sampah plastiknya masih dikumpulkan  diunit pencacah plastik

Gambar 2.2 Mesin Pencacah Plastik

  1. Pengolahan Sampah 3R

         Pengolahan Sampah 3R di bank sampah Bangkitku Jambi yaitu dengan cara pembuatan kerajinan dari sampah  bungkus plastik menjadi tas, tempat tissue, tempat pena dll yang bisa dijual dan mendapatkan nilai ekonomi.

Gambar 2.3 Daur Ulang Sampah Plastik Menjadi Tas

 


 Gambar 2.4 Daur ulang Sampah Plastik Menjadi Tempat Tisue

 


  Gambar 2.5 Pengelolaan Sampah Oleh Ibu-Ibu di Bank Sampah

2.2      Pengelolaan Sampah Bank Sampah Bangkitku

            Dalam pengelolaan sampah khususnya di bank sampah bangkitku berdasarkan alur pelayanan bank sampai bangkitku adalah sebagai berikut:

 Gambar 2.6 Mekanisme pengelolaan bank sampah Bangkitku

2.3 Harga dan jenis sampah yang diterima oleh bank sampah bangkitku jambi

          Berikut adalah tabel harga dan jenis sampah yang diterima bank sampah bangkitku:
Tabel 2.1 Harga dan jenis sampah

NO

NAMA BARANG

KODE

SATUAN

HARGA (Rp)

BSB

1

2

3

4

5

A

PLASTIK

 

 

 

1

PET Bening / Bersih

P- 1

Kg

3,400

2

PET Bening / Kotor

P- 2

Kg

2,000

3

PET Warna / Bersih

P- 3

Kg

1,900

4

PET Warna / Kotor

P- 4

Kg

1,500

5

PP Aqua gelas / Bersih

P- 5

Kg

5,300

6

PP Aqua gelas / Kotor

P- 6

Kg

3,000

7

PE Slopan (Bimoli)

P- 8

Lembar / Kg

800

9

Plastik Sunlight Besar

P- 9

Lembar / Kg

400

10

PE bersih

P- 10

Kg

1,000

11

PE kotor

P- 11

Kg

700

12

HDPE Blowing/botol oli

P- 16

Kg

1,500

13

Jerigen

P- 17

Kg

2,000

14

Kulit Kabel

P- 18

Kg

1,400

15

Paralon / Selang air

P- 19

Kg

850

16

Tutup Aqua Galon

P- 21

Kg

2,000

17

Tutup Botol Warna

P- 22

Kg

2,000

18

PE Campur

P- 25

Kg

400

B

KERTAS

 

 

 

1

Buku Tulis

KT- 1

Kg

300

2

HVS

KT- 2

Kg

650

3

Koran

KT- 3

Kg

700

4

Kertas Semen

KT- 4

Kg

600

6

Kardus

KT- 6

Kg

800

7

Majalah / Duplek

KT- 7

Kg

150

8

Kertas Campur

KT- 8

Kg

200

C

SENG / BESI

 

 

 

1

Seng Biasa

SB- 2

Lembar / Kg

800

2

Besi Biasa

SB- 3

Kg

2,500

3

Besi Super

SB- 4

Kg

2,800

D

ALUMUNIUM

 

 

 

1

Antena/Panci/Wajan

AL- 1

Kg

10,000

2

Kaleng Alumunium

AL- 2

Kg

9,500

E

TEMBAGA

 

 

 

1

Tembaga Biasa

TG- 1

Kg

42,500

2

Tembaga super

TG- 2

Kg

54,000

 Sumber:Bank Sampah Bangkitku Jambi, 2019

  Dari tabel 2.1 diatas harga sampah sewaktu-waktu dapat berubah karena disesuiakan dengan harga pasaran.

2.4     Tabungan Sampah

2.4.1   Jenis Tabungan

            Tabungan sampah di bank sampah Bangkitku hanya ada 1 jenis yaitu tabungan simpampah artinya tabungan sampah yang hanya bisa diambil 1 bulan  sekali.

2.4.2   Pengelolaan Tabungan

          Pengelolaan tabungan di bank sampah Bangkitku adalah sebagai berikut:

  1. Anggota penabung sampah di bank sampah cukup membawa sampah terpilah;
  2. Penabung diwajibkan melakukan pemilahan sampah dari rumah sesuai dengan jenisnya;
  3. Sampah yang ditabung dalam kondisi kering dan bersih, ditimbang serta dinilai sesuai harga(ada daftarnya);
  4. Dilarang menabung pampers, pembalut wanita, alat kontrasepsi, dll;
  5. Sampah yang tidak laku/tidak ada nilai jualnya, dikumpulkan untuk didaur ulang sebagai kerajinan tangan yang ada nilai uangnya;
  6. Pelayanan di bank sampah Bangkitku 3 hari sekali;
  7. Penarikan uang dapat dilakukan setiap satu bulan sekali;
  8. Ketentuan yang belum ada akan diatur dikemudian hari.

   2.5  Dampak positip yang muncul dari kegiatan bank sampah Bangkitku

          Dampak positip yang timbul akibat  kegiatan bank sampah Bangkitku ada 3 yaitu:

  1. Lingkungan

          kegiatan bank sampah adalah pengurangan sampah bila ditinjau dari aspek lingkungan

  1. Sosial

        kegiatan bank sampah adalah mengubah prilaku masyarakat dalam pengelolaan dan pengolahan sampah

  1. Ekonomi

           Dampak Ekonomi  dari kegiatan bank sampah adalah menggunakan sampah menjadi barang bermanfaat, tidak hanya nasabah mendapatkan uang dari menabung sampah dan pengurus mendapatkan pekerjaan.

 

                                                    BAB III

                                                  PENUTUP

3.1 Kesimpulan

       Kesimpulan yang dapat diambil dari artikel ini ialah dengan adanya bank sampah maka pengelolaan sampah di kota jambi akan semakin baik dan perlu ditngkatkan kedepanya.

 

DAFTAR PUSTAKA

Damanhuri, dkk. 2010. Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah, Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung.

Peraturan Pemerintah No 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

 

error: Alert: Mohon Maaf untuk perlindungan Hak Cipta Content, Anda Tidak Bisa Select untuk meng-copy content di web IATEK UNSRI ini!!
IATEK UNSRI

FREE
VIEW