3. Klasifikasi Minyak Bumi
Minyak bumi diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. Klasifikasi ini sangat penting artinya, yaitu untuk mengetahui sifat minyak bumi, sehingga berguna untuk memprediksi produk yang akan dihasilkan. Komponen hidrokarbon dalam minyak bumi dibedakan atas struktur hidrokarbon dan non hidrokarbon. Perbedaan komposisi ini akan menyebabkan perbedaan sifat minyak bumi, yaitu perbedaan susunan hidrokarbon, SG, oAPI, volatilitas, flash point, distilasi dan sebagainya.
Oleh karena itu klasifikasi minyak bumi didasarkan pada perbedaan sifat tersebut.
Tujuan klasifikasi adalah untuk mengetahui komponen hidrokarbon dalam minyak bumi.
Â
Minyak bumi diklasifikasikan atas :
– Klasifikasi berdasarkan Specific Gravity 60/60oF (SG 60/60oF)
– Klasifikasi berdasarkan Sifat Penguapan (Volatility)
– Klasifikasi berdasarkan Kadar Belerang
– Klasifikasi berdasarkan Faktor Karakteristik, KUOP (Nelson, Watson & Murphy)
– Klasifikasi menurut US Bureau of Mines (Lane & Garton)
– Klasifikasi berdasarkan Indeks Korelasi (CI)
– Klasifikasi berdasarkan Viscosity Gravity Constant (VGC)
Â
3.1 Klasifikasi berdasarkan Specific Gravity 60/60oF (SG 60/60 oF)
Specific Gravity (SG) minyak bumi berkisar antara 0,8000 – 1,0000. Besarnya SG untuk tiap minyak bumi sangat erat hubungannya dengan struktur molekul hidrokarbon, dan pula kandungan Sulfur dan Nitrogen. Makin kecil SG minyak bumi itu akan menghasilkan produk ringan makin besar, dan sebaliknya.
Â
Tabel : Klasifikasi Minyak Bumi menurut Specific Gravity
Minyak Bumi | SG 60/600F |
---|---|
Ringan | < 0,830 |
Medium Ringan | 0,830Â –Â 0,850 |
Medium Berat | 0,850Â –Â 0,865 |
Berat | 0,865Â –Â 0,905 |
Sangat Berat | > 0,95 |
Â
3.2 Klasifikasi berdasarkan Sifat Penguapan (Volatility)
Sifat penguapan minyak bumi dijadikan ukuran dalam klasifikasi ini. Sebagai ukuran dalam klasifikasi minyak bumi ini adalah jumlah fraksi ringan dinyatakan dalam % volume yang terkandung di dalam minyak bumi itu yang diperoleh dari hasil distilasi sampai suhu 300 oC.
Â
Tabel : Klasifikasi Minyak Bumi menurut Sifat Penguapan (volatility)
Minyak Bumi | Fraksi Ringan % Vol |
---|---|
Ringan | > 50 |
Sedang | 20 – 50 |
Berat | < 20 |
Â
3. 3 Klasifikasi berdasarkan Kadar Belerang (% massa).
Sebagai ukuran dalam klasifikasi minyak bumi ini adalah kadar Sulfur dalam minyak bumi, dinyatakan dalam % massa yang terkandung dalam minyak bumi itu yang diperoleh dari hasil pengujian di laboratorium dengan menggunakan metode standar ASTMD 1552 ( atau dengan metode standar yang lain).
Â
Tabel : Klasifikasi Minyak Bumi menurut Kadar Sulfur (ASTMD 1552)
Minyak Bumi | Kadar Sulfur, % massa |
---|---|
Ringan | < 0,1 |
Sedang | 0,1 – 2,0 |
Berat | > 2,0 |
Â
3.4 Klasifikasi berdasarkan Faktor Karakteristik KUOP
Sebagai ukuran dalam klasifikasi minyak bumi ini, adalah akar pangkat tiga dari pengukuran titik didih rata – rata suatu minyak bumi dibagi dengan SG 60/60 oF.
Dirumuskan :
K = faktor karakteristik (KUOP)
T = titik didih rata – rata , oRankine (= oF + 460)
Â
Tabel : Klasifikasi Minyak Bumi menurut Faktor Karakteristik (KUOP)
KUOP | Klasifikasi |
---|---|
10,1 – 10,5 | aromatik |
10,5 – 11,5 | naftenik |
11,5 – 12,1 | campuran |
12,1 – 12,9 | parafinik |
Â
3.5 Klasifikasi berdasarkan US Bureau of Mines
Sebagai ukuran dalam klasifikasi minyak bumi ini adalah SG 60/60 oF dari dua fraksi yang dihasilkan dari distilasi minyak bumi itu dilakukan mula – mula pada tekanan atmosfer dan kemudian distilasi dilanjutkan pada tekanan absolut 40 mm Hg, yang terkandung dalam minyak bumi yang diperoleh dari hasil pengujian di laboratorium dengan menggunakan metode standar ASTMD 2892.
Â
Tabel : Klasifikasi Minyak Bumi menurut US Bureau of Mines
Klasifikasi | Kunci Fraksi I | Kunci Fraksi I | ||
---|---|---|---|---|
 | SG 60/60 0F | 0API | SG 60/60 0F | 0API |
Parafinic- Parafinic | < 0,825 | > = 40 | < 0,876 | > = 30 |
Parafinic – Intermediate | < 0,825 | > = 40 | 0,876 – 0,934 | 20 – 30 |
Intermediate – Parafinic | 0,825 – 0,860 | 33 – 40 | < 0,876 | > = 30 |
Intermediate – Intermediate | 0,825 – 0,860 | 33 – 40 | 0,876 – 0,934 | 20 – 30 |
Intermediate-Naphtenic | 0,825 – 0,860 | 33 – 40 | > 0,934 | < = 20 |
Naphtenic-Intermediate | > 0,860 | < = 33 | 0,876 – 0,934 | 20 – 30 |
Naphtenic – Naphtenic | > 0,860 | < = 33 | > 0,934 | < = 20 |
Parafinic – Naphtenic | < 0,825 | < = 40 | > 0,934 | < = 20 |
Naphtenic – Parafinic | > 0,860 | < = 33 | < 0,876 | > = 30 |
Â
3.6 Klasifikasi berdasarkan Indeks Korelasi (Correlation Index)
Ukuran dalam klasifikasi minyak bumi ini, adalah dengan mengukur SG 60/60 oF minyak bumi dan menghitung titik didih rata – rata distilasi minyak bumi (ASTMD 86).
Dirumuskan :
Â
dimana : T = titik didih rata – rata, oKelvin (= oC + 273)
SG = Specific Gravity 60/60 oF
Â
Tabel : Klasifikasi Minyak Bumi menurut Correlation Index ( CI )
Correlation Index | Klasifikasi |
---|---|
0 | Hidrokarbon Seri Normal Parafin |
100 | Hidrokarbon Benzene |
0 – 15 | Hidrokarbon yang dominan dalam fraksi adalah Parafinic |
15 – 50 | Hidrokarbon yang dominan adalah Naftenic, atau campuran Parafinic, Naftenic dan Aromatic |
> 50 | Hidrokarbon yang dominan dalam fraksi adalah aromatic |
Â
3.7 Klasifikasi berdasarkan Viscosity Gravity Constant (VGC)
Ukuran dalam klasifikasi minyak bumi ini, adalah dengan mengukur SG 60/60 oF minyak bumi dan mengukur viscosity minyak bumi (viscosity Saybolt).
Klasifikasi VGC ini digunakan untuk fraksi minyak lumas.
Dirumuskan :
dimana : SG = Specific Gravity 60/60 oF
V = Viscosity pada 100 oF (38 oC), SSU
atau :
dimana : SG = Specific Gravity 60/60 oF
V = Viscosity pada 210 oF (99 oC), SSU
Â
Tabel : Klasifikasi Minyak Bumi Menurut Viscocity Gravity Constant (VGC)
VGC | Klasifikasi |
---|---|
0,800 – 0,840 | Hidrokarbon Parafinic |
0,840 – 0,876 | Hidrokarbon Naftenic |
0,876 – 1,00 | Hidrokarbon Aromatic |
Â
4. Evaluasi Minyak Bumi
Tujuan Evaluasi Minyak Bumi adalah menentukan potensi atau tidaknya minyak bumi sebagai bahan baku kilang. Cakupan Evaluasi Minyak Bumi meliputi Pengujian/analisis sifat umum minyak bumi, Distilasi TBP (pemotongan suhu untuk memperoleh fraksi) dan Kurva distilasi TBP
Â
4.1 Distilasi TBP (True Boiling Point), ASTMD 2892
Kegunaan distilasi TBP untuk prediksi kondisi operasi kilang, jumlah yield dan mutu produk minyak bumi. Jumlah sampel yang diperlukan antara 4 – 5 liter. Dilakukan pada 2 (dua) tahapan suhu, yaitu suhu pada tekanan atmosfer (narrow cut) kemudian dilanjutkan pada suhu tekanan vakum (wide cut). Suhu tekanan atmosfer untuk fraksi ringan, sedang suhu tekanan vakum untuk fraksi berat.
Â
· Fraksi ringan (distilasi TBP narrow cut) :
1. Fraksi Nafta : IBP – 150 oC
2. Fraksi Kerosine : 150 – 250 oC
Â
· Fraksi berat (distilasi TBP wide cut) :
1. Fraksi Gasoil : 250 – 350 oC
2. Residue : > 350 oC
Â
4.2 Tipe Analisis Minyak Bumi
Â
Tipe analisis Minyak Bumi meliputi :
Â
Tipe A (tipe analisis cepat)
Tipe analisis A yaitu tipe analisis minyak bumi yang bertujuan untuk memberikan informasi sehubungan dengan minyak bumi yang baru diketemukan.
Analisis meliputi :
– Pengujian sifat umum minyak bumi
– Klasifikasi minyak bumi
Â
Tipe B (tipe analisis sederhana)
Tipe analisis B yaitu tipe analisis minyak bumi yang bertujuan memberikan informasi tentang potensi minyak bumi sehubungan dengan minyak yang baru diketemukan.
Analisis meliputi :
– Pengujian sifat umum minyak bumi
– Klasifikasi minyak bumi
– Distilasi TBP narrow cut (hanya sampai fraksi kerosine)
Â
Tipe C (tipe analisis sedang)
Tipe analisis C yaitu tipe analisis minyak bumi yang bertujuan memberikan
informasi tentang potensi minyak bumi sehubungan dengan minyak bumi yang
sedang diproduksi maupun yang dipasarkan.
Analisis meliputi :
– Pengujian sifat umum minyak bumi
– Klasifikasi minyak bumi
– Distilasi TBP narrow cut dan wide cut (sampai fraksi minyak solar)
– Analisis fraksi – fraksi dari TBP
Â
Tipe D (tipe analisis lengkap)
Tipe analisis D yaitu tipe analisis minyak bumi yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang potensi minyak bumi sehubungan dengan minyak bumi akan diolah
Analisis meliputi :
– Pengujian sifat umum minyak bumi
– Klasifikasi minyak bumi
– Distilasi TBP narrow cut dan wide cut (sampai fraksi minyak solar)
– Analisis fraksi – fraksi dari TBP
– Analisis logam (V, Pb, Ni, Cu, Na, dan lain – lain)
Â
Â
SUMBER
1. Diktat, Pusdiklat Migas Cepu.
2. Hobson G.D., Modern Petroleum Technology
3. Nelson W.L., Petroleum Refinery Engineering
4. Bhaskara Rao B.K., Modern Petroleum Refining Processes.