Masih jarangnya lulusan teknik kimia dan kesempatan bekerja yang sangat luas di perusahaan minyak dan gas (migas) menjadi alasan utama Muhammad Said melanjutkan pendidikan ke Teknik Kimia Universitas Sriwijaya (Unsri) pada 1980.
Setelah lulus program sarjana, pria kelahiran Palembang, 12 Agustus 1961 itu ditawari menjadi dosen oleh Prof. Dr. Ir. Syarifudin Ismail (alm) dan Ir. Azhary H. Surest, MS. Namun, tawaran melanjutkan studi ke luar negeri lah yang membuatnya berubah pikiran untuk berkiprah menjadi pengajar.
Pada 1988, Said memperoleh beasiswa dari ADB untuk kuliah program master (S2) di Tennessee Technological University, Amerika Serikat. Pendidikan S2 dirampungkan hanya dalam dua tahun, pada 1990.
Setelah itu, dirinya langsung lanjut pendidikan program doktor (S3). Masih di universitas yang sama.
Diusia relatif masih muda, 32 tahun, Said memperoleh gelar doktor pada 1993. Sepulangnya ke Tanah Air, ia lebih berkiprah di jurusan. Didaulat menjadi ketua Jurusan Teknik Kimia pada periode 1998-2001.
Selama satu periode men- jabat, banyak pembenahan yang dilakukan.Anak pertama dari delapan bersaudara H.
Nungcik Matcik dan Hj. Ri’ah itu menjadi sosok utama dibalik keberhasilan jurusan teknik kimia mendapatkan
dana TPSDP Grant selama em- pat tahun (2002–2006).
“Banyak sekali manfaat dari TPSDP Grant dalam rangka pengembangan Jurusan Teknik Kimia Unsri,” terang Pak Said.
Diantaranya penyediaan berbagai peralatan laboratorium dan komputer, pendidikan dosen, pelatihan analis laboratorium dan lain-lain.
{loadposition myposition}
Bahkan, melalui proyek ini, ada empat orang dosen jurusan teknik kimia yang melanjutkan studi S3 ke luar negeri, tepatnya di Australia. Se- jumlah keberhasilan yang diraih dan sosoknya yang penyayom, membuat para dosen ingin Said melanjutkan periode kedua kepemimpinannya.
Namun karena diangkat menjadi kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Unsri di 2001, maka jabatan ketua jurusan harus ia lepas. Dirinya diangkat menjadi Ketua Lembaga Penelitian Unsri periode 2006- 2016.Tahun 2009, Pak Said dianugerahi gelar Guru Besar (Profesor) yang meru- pakan karir tertinggi profesi dosen.
Judul orasi ilmiahnya “Prospek Pengembangan Biodiesel dari Minyak Nabati”. Dirinya juga diangkat sebagai kepala Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Bioproses periode 2018- 2021. Juga ditugaskan sebagai koordinator kurikulum 2018 jurusan teknik kimia. Hingga kini sudah banyak mahasiswa yang diantarkannya lulus program pascasarjana.
Baru baru ini Beliau mendapat Amanah baru sebagai Ketua LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat) UNSRI
Sumber : Majalah Kemika Sriwijaya Edisi Pertama : Juli 2018